TEMPO.CO, Jakarta - Hakim khusus di London, Inggris, sedang mempertimbangkan sebuah putusan apakah seorang suami bisa terus melakukan hubungan seks dengan istrinya setelah lebih dari 20 tahun pernikahan.
Dikutip dari mirror.co.uk, Selasa, 2 April 2019, kasus ini bermula ketika sebuah pengadilan di London menerima sebuah laporan dari sejumlah layanan sosial mengenai seorang ibu rumah tangga, yang mengalami kesulitan dalam melayani biologis suaminya. Identitas perempuan itu dan suaminya tidak dipublikasi sama sekali.
Baca: Sering Berhubungan Seks Akan Bahagia? Ini Kata Ahli
Perempuan itu mengaku semakin bertambah usianya dia semakin mengalami banyak kesulitan. Hasil pengecekan oleh sejumlah layanan sosial memperlihatkan perempuan itu secara mental telah mencapai tahap tak punya kapasitas untuk melakukan hubungan seks. Sejumlah lembaga sosial lalu meminta hakim di Pengadilan Perlindungan untuk membuat putusan atas kasus ini.
Beberapa pengacara dari lembaga sosial menyarankan agar hakim membuat putusan yang melarang laki-laki terus melakukan hubungan seks dengan istrinya guna memastikan si istri tidak merasa sedang diperkosa.
Baca: 5 Risiko Hubungan Seks Tak Teratur, Tingkat Stres Bisa Tinggi
Hakim Pengadilan Tinggi Inggris mengatakan akan mempertimbangkan masak-masak kasus ini bersama anggota Pengadilan Perlindungan di London. Pengadilan Perlindungan adalah lembaga hukum di Inggris yang mempertimbangkan kasus-kasus yang dialami orang dengan kapasitas mental yang kurang.
Hakim mengatakan telah diberi tahu kalau suami dari perempuan yang mengajukan aduan itu telah bersedia untuk tidak melakukan hubungan seks dengan istrinya. Kendati begitu, Hakim ingin mengevaluasi bukti-bukti secara rinci dan mendengarkan sejumlah argumen dari pengacara pembela, pengacara si suami dan dewan kota yang dilibatkan sebelum menjatuhkan putusan.
Hakim berpandangan si suami bisa terancam di penjara jika dia melanggar putusan atau berusaha untuk bercinta dengan istrinya. Penanganan kasus ini pun akan sulit bagi polisi.
Melakukan hubungan seks dengan pasangan yang sah adalah hak azasi mendasar masing-masing pasangan dan negara mengatur hal ini. Untuk itu, si suami pun punya hak untuk mendebat. Persidangan kasus ini diharapkan akan segera dimulai dalam waktu dekat.
