TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan Volodymyr Zelenskiy, yang bukan seorang politikus, dalam pemilu presiden Ukraina putaran pertama mengejutkan masyarakat luas. Zelenskiy, 41 tahun, adalah seorang komedian yang tak punya pengalaman politik, namun faktanya dalam pemilu Minggu, 31 Maret 2019, dia berada di urutan pertama mengalahkan Presiden Petro Poroshenko dan mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko yang ada di urutan ketiga.
Pemilu presiden Ukraina putaran kedua akan diselenggarakan pada 12 April mendatang setelah dalam pemilu putaran pertama tidak ada yang menguasai suara mayoritas yang dibutuhkan untuk mengantarkan seorang calon ke kursi kepresidenan. Dukungan yang diberikan masyarakat Ukraina kepada Zelenskiy sekilas mengingatkan publik pada pemilu di negara lain, dimana calon presidennya bukan berlatar belakang politikus.
Baca: Komedian Volodymyr Zelenskiy Lolos ke Putaran 2 Pemilu Ukraina
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau [Canada Newa]
Baca: Survei Pilpres: Pemilih Ingin Komedian Jadi Presiden Ukraina
1. Perdana Menteri Kanada, Justine Trudaue
Pada awalnya, Trudeau, 47 tahun, tidak tertarik dengan pemilu Kanada. Dia dikenal sebagai petinju profesional dan aktor. Salah satu film yang dibintanginya adalah The Great War yang diterbitkan pada 2017. Namun vakumnya Trudeau tidak berlangsung lama. Pada 2006, dia masuk Partai Liberal dan mulai mempersiapkan diri mengikuti pemilu mewakili distrik Papenau. Pada 2008, dia terpilih menjadi anggota parlemen Kanada dan pada 2011 kembali terpilih untuk posisi yang sama.
Langkahnya di dunia politik mendapat perhatian luas saat pada 2013 dia terpilih menjadi Ketua Partai Liberal Kanada. Posisi ini memuluskan langkahnya menuju kursi perdana menteri pada 2015.
2. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Presiden Amerika ke-45 ini adalah pengusaha real-estate dan pernah tampil di televisi dalam acara reality show bertajuk The Apprentice. Acara yang disiarkan NBC pada 2004 itu cukup digandrungi. Walhasil The Apprentice dibuat hingga 15 sesi dan membuat sosok Trump lebih luas dikenal publik Amerika Serikat.
Trump merupakan putra ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Frederick C. dan Mary Anne MaceLod Trump. Ayahnya merupakan pengembang properti di Queens, Staten Island, dan Brooklyn, sedangkan ibunya merupakan transmigran asal Skotlandia. Orang tua Trump mengembangkan properti yang dikemudian diikuti anak-anakya, termasuk Trump hingga membuatnya dikenal sebagai pengusaha properti yang sukses.
Trump masuk dunia politik Amerika Serikat melalui Partai Republik. Pada 2015, Trump mengumumkan siap maju ke pemilu presiden Amerika Serikat yang diselenggarakan pada 2016 dan pada 19 November 2016 melalui suara mayoritas dia mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton.
3. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan
Sebelum terpilih menjadi orang nomor satu di Pakistan pada Agustus 2018, Khan, 66 tahun, dikenal sebagai atlet kriket atau kasti. Salah satu prestasi yang pernah ditorehkannya adalah saat dia berhasil mengantarkan Pakistan ke Olimpiade 1992. Namun Olimpiade itu merupakan pertandingannya yang terakhir sebagai atlit profesional.
Setelah pensiun dari dunia olahraga, Khan memutuskan masuk ke politik khususnya sejak dia melihat angka korupsi di Pakistan melonjak. Melalui partai yang didirikannya, Pakistani-Tehreek-e Insaaf (PTI) ia mengkritik kebijakan rezim yang koruptif.
Khan yang bukan politikus mendapatkan modal ilmu politik ketika dia kuliah ke Universitas Oxford jurusan filosofi, politik, dan ekonomi. Secara mengejutkan, PTI mendapat pendukung dengan cepat hingga memenangkan kursi perdana menteri. Pemerintahan Khan mengusung jargon Pakistan Baru, yakni Paksitan yang bebas korupsi dan reformasi di tubuh pemerintahan. Pemerintahannya juga berusaha membangun lapangan kerja, dan lima juta rumah murah.
Panji Moulana | Biography | AlJazeera | Canada