TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat memangkas bantuan dana untuk 3 negara di Amerika Tengah yakni, El Salvador, Guatemala, dan Honduras dipicu krisis imigran yang semakin dalam.
Pemerintah AS beralasan ketiga negara yang dijuluki segitiga bagian utara tidak kunjung menghentikan arus imigran memasuki wilayah AS lewat perbatasan.
Baca: Donald Trump Izinkan Tentara Menembak Jika Imigran Lempari Batu
Gelombang pencari suaka dari ketiga negara berjuang untuk memasuki AS dengan melintasi perbatasan selatan dalam beberapa hari terakhir.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan rencana pemangkasan dana untuk 3 negara Amerika Tengah itu kepada CNN, sehari setelah Presiden Donald Trump mengatakan ketiga negara itu telah mengatur mobil karavan untuk membawa imigran masuk ke AS.
"Kami memberikan sejumlah besar uang kepada mereka. Kami tidak akan memberikannya lagi. Karena mereka tidak melakukan apapun untuk kami. Mereka mengatur karavan-karaavan itu," kata Trump kepada wartawan di rumah pribadinya di resor Mar-a-Lago, Florida, Jumat, 29 Maret 2019, seperti dikutip dari Reuters.
Seorang pria asal Honduras, membantu seorang anak menaiki pagar perbatasan yang merupakan rombongan ribuan imigran Amerika Tengah yang menuju AS di Tijuana, Meksiko, 2 Desember 2018. Sekitar 4.000 migran dari Amerika Tengah melakukan perjalanan menuju Amerika Serikat dalam rombongan atau karavan. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Baca: Trump Minta Imigran Ilegal Langsung Dideportasi tanpa Pengadilan
Trump belum menyebutkan berapa besar dana bantuan yang akan dipangkas dari tiga negara Amerika Tengah itu.
Menanggapi rencana pemangkasan dana bantuan AS, pemerintah El Salvador mengatakan pihaknya telah berupaya membendung arus imigran.
Kementerian Luar Negeri Honduras mengatakan, kebijakan AS memangkas bantuan sebagai bertentangan, namun begitu hubungan Honduras dan AS solid, dekat, dan positif.
Baca: Trump Minta Imigran Tinggal di Meksiko, Ancam Tutup Perbatasan
Menteri Dalam Negeri AS, Kirstjen Nielsen mengatakan, aparat petugas patroli perbatasan kewalahan dengan meningkatnya secara drastis para pencari suaka. Kebanyakan di antara mereka anak-anak dan keluarga yang tiba dalam bentuk kelompok-kelompok, yang lari akibat kekerasan dan sulitnya perekonomian di negara Segitiga Utara.
Ada lebih dari 1.200 anak tanpa ayah dan ibu dan 6 ribu keluarga imigran yang masuk ke AS dan saat ini ditempatkan di ruang tahanan.