TEMPO.CO, Caracas – Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez, mengatakan kerja sama militer dengan Rusia ditujukan untuk mendongkrak kesiapan pasukan negara itu.
Baca:
Lopez mengatakan kerja sama ini telah berlangsung sejak 2001. Namun, saat perwakilan militer Rusia mengunjungi Venezuela ma terjadi kehebohan.
“Tidak seorangpun perlu merasa khawatir mengenai kerja sama bilatera kami,” kata Lopez seperti dilansir Sputnik News pada Sabtu, 30 Maret 2019.
Lopez balik mengkritik tidak ada negara yang merasa khawatir dengan peningkatan aktivitas militer AS di dekat perbatasan Venezuela.
Baca:
Rusia Buka Pusat Pelatihan Penerbangan Helikopter di Venezuela
“Saat pesawat militer AS mendarat di Cucuta Kolombia disebut tidak ada yang aneh,” kata dia.
Menurut sekutu Presiden Nicolas Maduro ini, ada peningkatan aktivitas sinyal dari militer AS untuk melakukan pemantauan sinyal di negaranya sebanyak sekitar 800 persen.
“Tidak ada yang bicara soal upaya untuk melemahkan kedaulatan Venezuela,” kata Lopez.
Pernyataan Lopez ini keluar beberapa saat setelah perwakilan AS untuk Venezuela, Elliot Abrams, mengatakan Menlu Mike Pompeo bakal mengumumkan respon AS terhadap kedatangan pasukan Rusia di Caracas.
Baca:
Menurut Abrams ada sejumlah opsi sanksi ekonomi yang bisa diterapkan. “Rusia akan membayar atas tindakannya itu,” kata Abrams.
Secara terpisah, Bolton memperingatkan negara-negara lain agar tidak mengerahkan pasukan di Venezuela atau Amerika Latin. Washington akan melihat tindakan ini sebagai sebuah provokasi.
Terkait hubungan Rusia dan AS, Sputnik News melansir Moskow terus menambah cadangan emas sebanyak 31.1 ton menjadi 2.149,25 ton. “Rusia terus melakukan diversifikasi menjauhi aset AS,” begitu dilansir media ini.
Baca:
Langkah ini dianggap sebagai antisipasi jika terjadi gangguan geopolitik dan sanksi baru Amerika yang lebih keras karena perbedaan kepentingan kedua negara. Sebagian besar emas yang dibeli berasal dari stok dalam negeri.