TEMPO.CO, Riyadh – Pemerintah Arab Saudi membebaskan sementara tiga dari sekitar 12 aktivis perempuan yang ditahan sejak sembilan bulan lalu.
Baca:
Sisanya bakal dibebaskan pada Ahad akhir pekan ini. Beberapa aktivis perempuan ini mengatakan kepada pengadilan di Riyadh pada Rabu pekan ini bahwa mereka mengalami penyiksaan selama ditahan, termasuk penyeteruman, cambukan, dan serangan seksual.
“Kantor jaksa penuntut umum Saudi sebelumnya membantah tuduhan-tuduhan itu dan menyebutnya tuduhan palsu,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 28 Maret 2019.
Kabar pembebasan ini diungkap kantor berita Saudi Press Agency. Sebagian perempuan ditahan karena melakukan pekerjaan membela Hak Asasi Manusia. Ada yang ditahan karena melakukan komunikasi dengan jurnalis asing dan diplomat.
Baca:
Penahanan-penahanan oleh otoritas hukum Arab Saudi ini memperkuat kritik Barat terhadap praktek pelanggaran HAM warga negara terutama pasca terungkapnya pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 di kantor Konjen Arab Saudi di Istanbul.
Sumber Reuters menyebutkan tiga aktivis perempuan yang dibebaskan itu adalah blogger Eman al-Nafjan, akademisi Aziza al Yousef, dan seorang ustazah Ruqayyah al Mohareb.
Berikut ini penjelasan masing-masing individu yang akhirnya dilepas ini:
- Iman al-Nafjan
Dia ditahan oleh pasukan keamanan Arab Saudi pada Mei 2018 bersama enam orang aktivis lainnya. Situs Committee to Protect Journalist melansir Al-Nafjan bekerja dalam gerakan hak-hak kaum perempuan. Mereka menuntut dicabutnya hak perempuan untuk menyetir mobil. Dia tidak mendapat akses ke pengacara dan tempat penahanannya dirahasiakan.
Baca:
Pernyataan dari kantor Keamanan Negara Arab Saudi mengatakan ada 7 orang yang ditahan pada waktu itu tanpa menyebut nama. Para aktivis ini ditangkap dengan alasan mengganggu stabilitas keamanan kerajaan dengan bantuan keuangan dari luar negeri dan melakukan subversi terhadap tradisi agama dan tradisi nasional negara. Media liberal Okaz sempat menyebut nama dan memasang foto para tahanan sambil menyebutnya sebagai pengkhianat.
2. Ruqayyah al Mohareb
Tidak banyak informasi mengenai Ruqayyah selain disebut bahwa dia adalah seorang penceramah agama dari aliran konservatif.
3. Aziza al-Yousef
Aziza adalah seorang pensiunan profesor dari Universitas Raja Saud. Ada dugaan dia ditahan di Dhahban Central Prison hingga November 2018.
Baca:
Dia pernah berkuliah di Virginia Commonwealth University dan meraih gelar master di Universitas Raja Saud. Pada 2013, Aziza pernah ditahan bersama Iman Al-Nafjan karena mngendarai mobil berdua saja. Mereka diminta menandatangani pernyataan tidak akan mengendarai mobil lagi.
Aziza juga pernah memimpin upaya pengumpulan tanda tangan menolak sistem perwalian lelaki di Arab Saudi. Dia mengirimkan 14.700 tandatangan ke Dewan Penasehat Kerajaan. Pada Mei 2018, dia ditahan otoritas keamanan Arab Saudi bersama aktivis Loujain al-Hathloul, Iman al-Nafjan, Aisha Almane, Madeha al-Ajroush, dan dua lelaki pendukung hak-hak perempuan.