TEMPO.CO, Jakarta - Tang Shaolong, seorang ayah dan petani di Jining, Cina mendanai operasi transplantasi sumsum tulang anaknya yang baru berusia dua tahun lewat cara yang menginspirasi.
Tang yang merupakan seorang petani membawa putranya ke ibu kota Jinan, provinsi Shandong Timur untuk mengobati sindrom hemofagosit yang diderita anaknya. Kisah Tang menarik perhatian publik Cina saat pada Jumat siang, 22 Maret 2019, dia keluar dari rumah sakit membeli makan untuk anaknya.
Di tengah jalan, dia menemukan dompet yang berisi uang tunai 20.000 yuan atau senilai Rp 42.3 juta. Selain uang, dalam dompet itu juga berisi ATM, kartu nama, dan sim.
“Sejujurnya, saat melihat begitu banyak uang, saya merasa sangat senang. Saya kira itu pemberian dari Tuhan, yang tahu saya sedang mengkhawatirkan masalah uang untuk menyelamatkan hidup anak saya dan uang itu yang mungkin bisa membantu saya,” katanya.
Baca: Sama-sama Kena Kanker, Ayah Korbankan Biaya Pengobatan untuk Anak
Namun niat untuk mengambil uang itu urung dilakukannya karena dia berfikir uang yang ditemukan dekat rumah sakit pasti uang yang juga diperlukan orang lain. Walhasil, Tang mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya, yang merupakan seorang petani lobak bernama Ding Yilong.
Ding menceritakan, dia memberikan uang ucapan terimakasih kepada Tang, namum dia menolaknya.
Baca: Ilmuwan: Kanker Rahim juga Bisa Diturunkan oleh Ayah
"Jika itu adalah gaji saya untuk kerja keras saya, saya akan menerimanya. Tetapi saya hanya mengambil barang orang lain dan mengembalikannya. Saya tidak bisa menerimanya," kata Tang, menjelaskan alasan penolakannya.
Tang Shaolong, seorang ayah di Jining, Cina menjual 200 ton lobak untuk mendanai operasi transplantasi sumsum tulang anaknya yang baru berusia dua tahun. Sumber: Handout/asiaone.com
Kedua laki-laki itu lalu sepakat untuk menjalin pertemanan di media sosial. Dari sanalah, Ding akhirnya mengetahui bahwa Tang sebenarnya sedang mencari bantuan untuk mendanai transplantasi sumsum tulang belakang putranya. Tang membutuhkan biaya operasi sekitar 400.000 yuan atau Rp 846 juta dan dia baru membayar separuh dari biaya tersebut.
Ding mengatakan dia memiliki sekitar 200.000 kg lobak di gudang dan dia harus menjualnya sebelum Mei 2019 agar stok di gudangnya habis.
"Saya lalu memutuskan untuk menyumbangkan semua lobak ini ke Tang. Kami berdua menjualnya bersama-sama dan mengumpulkan uang bagi putra Tang," kata Ding.
Hasil dari penjualan lobak tersebut mereka mendapatkan keuntungan sekitar 500.000 yuan atau sekitar Rp 1 miliar, jumlah sangat cukup untuk menutupi biaya operasi transplantasi sumsum tulang putra Tang.
MUHAMMAD HALWI | asiaone.com