Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hasil Pemilu Thailand Terancam Deadlock?

Reporter

Editor

Budi Riza

Wanita Suku Kayan mengisi daftar hadir sebelum memberikan suara di TPS Sekolah Ban Huadua, Mae Hong Son, Thailand, Ahad, 24 Maret 2019. Pemilu 2019 juga merupakan yang pertama kali sejak militer mengambil alih pemerintahan sipil setelah Yingluck Shinawatra dibawa ke pengadilan atas tuduhan menggelembungkan dana subsidi beras warga miskin Thailand. REUTERS
Wanita Suku Kayan mengisi daftar hadir sebelum memberikan suara di TPS Sekolah Ban Huadua, Mae Hong Son, Thailand, Ahad, 24 Maret 2019. Pemilu 2019 juga merupakan yang pertama kali sejak militer mengambil alih pemerintahan sipil setelah Yingluck Shinawatra dibawa ke pengadilan atas tuduhan menggelembungkan dana subsidi beras warga miskin Thailand. REUTERS
Iklan

TEMPO.COBangkokPemilu Thailand diperkirakan bisa berakhir dengan kebuntuan atau deadlock terkait pemenang dalam pesta demokrasi ini.

Baca:

 

Ini merupakan pemilu pertama Thailand setelah kelompok junta militer mengambil alih kekuasaan pada 2014.

Indikasi ini semakin jelas setelah tujuh partai membentuk koalisi front demokrasi untuk bisa membentuk pemerintahan dan menggantikan pemerintahan oleh pimpinan juta yaitu Prayuth Chan-ocha.

Sebaliknya, partai pendukung juta yaitu Partai Phalang Pracharat juga menyatakan berhak membentuk pemerintahan berdasarkan hasil hitungan sementara pemilu yang berlangsung pada Ahad pekan lalu.

Baca:

 

“Kekuasaan di parlemen yang terfragmentasi – bukannya mengembalikan demokrasi yang diharapkan banyak orang akan terjadi lewat pemilu ini – malah menyemplungkan negara ini kedalam kebuntuan politik dan ketidak-pastian,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 27 Maret 2019.

Kelompok koalisi front demokrasi pimpinan Partai Pheu Thai, yang terkait dengan bekas PM Thaksin Shinawatra, terlihat berhasil mengumpulkan 255 kursi dari total 500 kursi dalam sistem pemerintahan parlemen.

Angka ini muncul dari hasil pengumuman kursi konstituen sebanyak 350 yang langsung dipilih rakyat kemarin. Setiap partai memproyeksikan perolehan jumlah kursi di parlemen meski belum final.

Baca:

 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, jumlah perolehan 255 kursi di parlemen dari koalisi tujuh partai tadi tidak otomatis memberi kelompok front demokrasi hak untuk memilih Perdana Menteri, yang akan membentuk kabinet.

Ini karena ada aturan di Konstitusi, yang dirancang kelompok junta tiga tahun lalu, yang menyatakan Perdana Menteri terpilih harus didukung oleh 376 suara. Ini sebagai kombinasi antara DPR dan Senat, yang berjumlah 250  kursi.

Masalahnya, anggota Senat sepenuhnya di pilih oleh kelompok junta sehingga sulit bagi kelompok front demokrasi untuk bisa mendapatkan suara dari ini.

Soal ini, Sudarat Keyuraphan, yang merupakan pimpinan Pheu Thai, mengatakan,”Rakyat telah memberi kami mandat untuk menghentikan junta dari melanjutkan kekuasaannya.” Dia melanjutkan,”Kami akan melakukan ini dengan sambil menghormati etika.”

Baca:

 

Sudarat juga memperingatkan adanya potensi gangguan perolehan suara terhadap partai anggota front demokrasi. Dia menuding ada kemungkinan tekanan datang dalam bentuk diskualifikasi anggota parlemen yang awalnya sudah memperoleh suara.

“Apapun yang terjadi, kami meyakini mereka yang memiliki ideologi sama akan tetap bersama kami. Kami harap semua partai memprioritaskan kemaslahatan negara ini dan rakyatnya, yang membutuhkan demokrasi. Ayo bergabung,” kata Sudarat.

Bekas Kepala Polisi Seripisut Temiyavet, mendesak Prayuth segera mundur pasca pemilu Thailand. “Saya minta Prayuth mundur dan tidak memperpanjang kekuasaannya,” kata Seripisut, yang merupakan kepala Partai Seri Ruam Thai, seperti dilansir Straits Times.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Remaja Korea Selatan Tak Lagi Dendam ke Jepang, Rela Antre demi Bir Asahi

5 hari lalu

Tanaka yang bernama asli Kim Kyung-wook, menyanyikan lagu saat wawancara dengan Reuters di Seoul, Korea Selatan, 16 Mei 2023. REUTERS/Kim Hong-Ji
Remaja Korea Selatan Tak Lagi Dendam ke Jepang, Rela Antre demi Bir Asahi

Rakyat Korea Selatan umumnya belum bisa melupakan penjajahan oleh tetangga, yang mereka alami sampai 70 tahun lalu, namun tidak dengan anak mudanya.


Cawapres Anies Baswedan Disebut Bakal Diumumkan Segera, Ini Bocoran Namanya

6 hari lalu

Bakal Calon Presiden Republik Indonesia Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Jl Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Mei 2023. Dalam keterangan pers tersebut Koalisi Perubahan menyatakan tetap optimis dan solid menyusul pernyataan Presiden Jokowi yang ikut cawe-cawe dalam pelaksanaan Pemilu 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cawapres Anies Baswedan Disebut Bakal Diumumkan Segera, Ini Bocoran Namanya

Koalisi Perubahan akan membahas dan mengumumkan nama cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan. Ini bocoran nama-namanya.


Bola Ahmed Tinubu Dilantik Jadi Presiden Nigeria

6 hari lalu

Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu di Abuja, Nigeria, 29 Mei 2023. REUTERS/Temilade Adelaja
Bola Ahmed Tinubu Dilantik Jadi Presiden Nigeria

Bola Ahmed Tinubu pada Senin, 29 Mei 2023, dilantik sumpah jabatan sebagai presiden Nigeria


Partai Demokratis Besar Hong Kong Bubar di Tengah Tekanan Keamanan China

9 hari lalu

Alan Leong Kah-kit, Ketua Partai Sipil, berbicara kepada media saat mengumumkan pembubaran partai di Hong Kong, Cina, 27 Mei 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Partai Demokratis Besar Hong Kong Bubar di Tengah Tekanan Keamanan China

Oposisi Hong Kong terpukul dengan UU keamanan nasional China dan perombakan sistem pemilu yang menyingkirkan kaum demokrat politik lokal.


Rocky Gerung Sebut Demokrasi Indonesia saat Ini Masih di Halaman Orde Baru

12 hari lalu

Rocky Gerung memberikan memaparan dalam diskusi publik bertajuk Obrolan Warung Kopi '25 Tahun Reformasi: Perlukah Reformasi Hadir Kembali?' yang diselenggarakan BEM UI di Pelataran Fakultas Hukum Kampus UI, Depok, Rabu, 24 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Rocky Gerung Sebut Demokrasi Indonesia saat Ini Masih di Halaman Orde Baru

Rocky Gerung mengatakan transisi dari masa otoriter ke demokrasi di era reformasi terhalang, ia menilai saat ini masih di halaman orde baru.


Tidak Ada RUU Penghinaan Raja dalam Proposal Aliansi Thailand

14 hari lalu

Maju Pemimpin Partai Pita Limjaroenrat berfoto dengan para pemimpin partai koalisi setelah pertemuan dengan mitra koalisi di Bangkok, Thailand, 18 Mei 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Tidak Ada RUU Penghinaan Raja dalam Proposal Aliansi Thailand

Rancangan konstitusi baru yang diproyeksikan aliansi pemenang pemilu Thailand tidak memasukkan soal undang-undang penghinaan terhadap raja.


25 Tahun Reformasi, KontraS: Indikasi Kembalinya Otoritarianisme Menguat

15 hari lalu

KontraS selenggarakan aksi diam di depan PN Jakarta Timur sebagai bentuk dukungan kepada Haris Fatia sebelum jalanya Persidangan kedua pada 17 April 2023. TEMPO/farrel fauzan
25 Tahun Reformasi, KontraS: Indikasi Kembalinya Otoritarianisme Menguat

KontraS menilai terjadi penurunan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) di peringatan 25 tahun reformasi.


Menang Pemilu Thailand, Pimpinan Partai Move Forward Terancam Didiskualifikasi

16 hari lalu

Pengusaha dan politikus asal Thailand Pita Limjaroenrat. REUTERS/Athit Perawongmetha/File Photo
Menang Pemilu Thailand, Pimpinan Partai Move Forward Terancam Didiskualifikasi

Pita Limjaroenrat, pimpinan Partai Move Forward terancam didiskualifikasi dari Pemilu Thailand karena memiliki saham televisi.


Didukung Tujuh Partai, Pita Limjaroenrat Optimistis Bentuk Pemerintahan Baru Thailand

18 hari lalu

Pemimpin Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat berbicara kepada media usai pertemuan dengan mitra koalisi di Bangkok, Thailand, 18 Mei 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Didukung Tujuh Partai, Pita Limjaroenrat Optimistis Bentuk Pemerintahan Baru Thailand

Pita Limjaroenrat, pemimpin partai pemenang pemilu Thailand, mengumumkan delapan partai sepakat membentuk pemerintahan koalisi


Pemilu Thailand: Oposisi Desak Partai Pendukung Jangan Khianati Pita Limjaroenrat

20 hari lalu

Pita Limjaroenrat, Ketua Partai Maju, oposisi Thailand.   REUTERS/Chalinee Thirasupa
Pemilu Thailand: Oposisi Desak Partai Pendukung Jangan Khianati Pita Limjaroenrat

Srettha Thavasin, pejabat senior Pheu Thai, meminta oposisi tetap mendukung Pita Limjaroenrat, pemenang pemilu Thailand untuk membentuk pemerintahan.