TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Theresa May rela mengundurkan diri jika proposal Brexit-nya diterima parlemen Inggris.
Sementara parlemen Inggris telah memilih sejumlah opsi alternatif dalam pemungutan suara.
Brexit akan jatuh tempo ada 29 Maret dan berjalan tiga tahun, namun kesepakatan belum tercapai dan berisiko Brexit tanpa kesepakatan atau No Deal Brexit.
Baca: Brexit, Theresa May Masih Ingin Yakinkan Parlemen
Reutes melaporkan, 27 Maret 2019, parlemen Inggris akan mengambil alih Brexit melalui suara indikatif, yakni memilih sejumlah opsi untuk menyesuaikan Inggris pasca-keluar dari Uni Eropa.
The Sun juga melaporkan Theresa May berniat mengundurkan diri agar proposal Brexit-nya diterima oleh parlemen Inggris. Pengunduran diri ini terungkap selama percakapan pribadi dengan anggota parlemen senior.
Tetapi May juga menegaskan bahwa dia pertama-tama perlu tahu hasilvoting meloloskan proposalnya, sebelum dia setuju untuk mengundurkan diri.
Salah satu pendukung Brexit yang menjadi kunci pembicaraan May adalah mantan pemimpin Tory, Iain Duncan-Smith, sekutu dekat lamanya.
Hanya dua hari sebelum Inggris semula dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, beberapa pendukung Brexit yang paling berpengaruh, seperti Jacob Rees-Mogg, kini beralih mendukung proposal May.
Posisi May di ujung tanduk. Dia diperkirakan akan mengundurkan diri dalam pertemuan anggota parlemen Partai Konservatif di pertemuan Komite 1922 di Westminster sekitar pukul 17,00 pm waktu setempat.
Sebelum itu, anggota parlemen Inggris akan memulai debat tentang seperti apa perceraian Uni Eropa dengan ekonomi terbesar kelima di dunia. Mereka akan memberikan suara pada 19.00 pm untuk proposal sebanyak yang mereka inginkan. Hasil akan diumumkan setelah 21.00 pm.
"Perdana menteri mungkin akan mencapai kesepakatan pada hari Kamis atau Jumat," kata Oliver Letwin, mantan menteri kabinet Konservatif. "Jika dia berhasil mencapai kesepakatan, tidak ada yang akan lebih bahagia daripada saya."
Baca: Uni Eropa Siapkan Skenario Jika Brexit Tidak Berjalan Mulus
"Namun, jika itu tidak terjadi dan jika kita maju ke hari Senin, dan jika pada hari Senin satu atau lebih proposal mendapat dukungan mayoritas di House of Commons, maka kita harus bekerja dengan pemerintah untuk mengimplementasikannya."
Ketidakpastian di sekitar Brexit, langkah politik dan ekonomi Inggris yang paling signifikan sejak Perang Dunia Kedua, telah membuat sekutu dan investor terperanjat.
Penentang khawatir Brexit akan memecah belah Barat karena bergulat dengan kepresidenan AS Donald Trump yang tidak konvensional dan meningkatnya sikap tegas dari Rusia dan Cina.