Saat itu Robert Muller, reporter penyamaran Al Jazeera yang mengaku sebagai juru kampanye pro senjata, memperkenalkan Kepala Staf One Nation, James Ashby, dan pemimpin cabang Queensland-nya, Steve Dickson, ke perwakilan NRA, dan bepergian dengan pasangan itu ke Washington, DC lalu tahun.
Ashby dan Dickson berharap dapat memperoleh sumbangan politik hingga US$ 20 juta (Rp 284 miliar) dari para pendukung lobi senjata AS.
Dalam pertemuan di markas besar NRA di Virginia, para pejabat memberikan kiat-kiat Ashby dan Dickson untuk menggalang dukungan publik untuk mengubah undang-undang senjata Australia dan melatih pasangan itu tentang cara merespons penembakan massal.
"Metode terbaik untuk menangani pertanyaan media setelah pembantaian adalah 'tidak mengatakan apa-apa'," menurut Catherine Mortensen, seorang petugas penghubung media NRA. Tetapi jika ada pertanyaan, dia merekomendasikan strategi komunikasi ofensif, termasuk mengalihkan perhatian publik dengan memoles pendukung pengawasan senjata.
Dia kemudian menjelaskan bagaimana NRA memanipulasi liputan media. Lars Dalseide, anggota NRA lain, menyuruh One Nation untuk meminta jasa wartawan yang akrab.
"Kami ingin mencetak cerita tentang orang-orang yang dirampok, diserbu rumah mereka, dipukuli atau apa pun itu dan itu bisa ditolong jika mereka memiliki senjata. Dan itu akan menjadi angle pada cerita Anda. Itulah yang dia harus menulis. Dia harus mengeluarkan dua sampai lima berita dalam seminggu," katanya.
Rodger Muller (tengah) menemani Steve Dickson dari One Nation (kiri) dan James Ashby (kanan) ketika mereka melakukan perjalanan ke Washington, DC untuk bertemu NRA.[Al Jazeera]
Menanggapi laporan ini, PM Morrison mengatakan di Twitter bahwa undang-undang senjata api Australia tidak akan berubah.
"Laporan bahwa politisi senior One Nation mencari donasi asing dari lobi senjata AS untuk mempengaruhi pemilu dan undang-undang senjata kami sangat mencemaskan," kata Morrison di Twitter, seperti dikutip dari CNN.
"Syukurlah, pemerintahan kami juga memiliki undang-undang yang mengkriminalisasi mereka yang mendapat donasi politik jadi pelobi asing tidak bisa mempengaruhi politik kami," katanya.
Baca: Selandia Baru Larang Seluruh Jenis Senjata Semi-Otomatis
NRA tidak mau berkomentar terkait laporan ini. Sementara kepala staf One Nation dan politisi Steve Dickson mengatakan, Al Jazeera adalah media Qatar yang ingin melemahkan demokrasi Australia.
Keduanya membantah mencari dana dari kelompok asosiasi senjata api AS (NRA), dan mengaku hanya belajar teknik politik meskipun mereka mengaku berpergian bersama reporter Al Jazeera saat bertemu NRA.