Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lembaga Monitor Sebut Pemilu Thailand Untungkan Junta Militer

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Wanita Suku Kayan mencari namanya dalam daftar pemilih di tempat pemungutan suara (TPS) di Sekolah Ban Huadua, Mae Hong Son, Thailand, Ahad, 24 Maret 2019. Pemilu yang diselenggarakan hampir lima tahun setelah kudeta militer ini, diharapkan menjadi wadah transisi dari pemerintahan militer atau Junta ke pemerintahan demokratis. REUTERS
Wanita Suku Kayan mencari namanya dalam daftar pemilih di tempat pemungutan suara (TPS) di Sekolah Ban Huadua, Mae Hong Son, Thailand, Ahad, 24 Maret 2019. Pemilu yang diselenggarakan hampir lima tahun setelah kudeta militer ini, diharapkan menjadi wadah transisi dari pemerintahan militer atau Junta ke pemerintahan demokratis. REUTERS
Iklan

TEMPO.COBangkok – Sebuah lembaga pengawas pemilu dari Asia mengatakan pelaksanaan pemilu Thailand pada akhir pekan lalu cenderung menguntungkan partai yang mendukung junta militer.

Baca:

 

Asian Network for Free Elections mengkritik proses penghitungan suara pemilu Thailand, yang menimbulkan ketidakpercayaan publik.

“Kondisi luas yang tercipta cenderung menguntungkan junta militer,” kata Amael Vier, seorang pengurus dari ANFREL, yang merupakan lembaga nirlaba untuk mempomosikan pemilu yang demokratis, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 26 Maret 2019.

Dua hari pasca pemilu yang digelar pada Ahad, 24 Maret 2019, masih terjadi kebingungan mengenai hasil penghitungan suara yang legitimasi. Ini menyurutkan harapan bahwa pemilu pertama sejak kudeta militer 2014 bakal mengakhiri goncangan politik selama 15 tahun di negara ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.

Baca:

 

ANFREL, yang berbasis di Bangkok, belum menyimpulkan bahwa terjadi kecurangan dalam pemilu, yang diklaim menang oleh partai pendukung junta yaitu Partai Phalang Pracharat dan Partai Pheu Thai, yang terkait dengan pemimpin oposisi bekas PM Thaksi Shinawatra.

“Banyak orang menyuarakan ketidak-percayaan terhadap proses pemilu yang berlangsung,” kata Amael.

Saat ini, Komisi Pemilu Thailand belum bisa dimintai komentar. Sebelumnya, komisi menolak tudingan adanya kecurangan dalam proses penghitungan suara.

Baca:

 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski hasil penghitungan suara baru sebagian, partai pendukung junta militer Prayuth Chan-ocha mengatakan membentuk koalisi untuk membentuk pemerintah.

Namun, pengurus Partai Pheu Thai menuding terjadi banyak kejanggalan dalam proses pemilu dan mempertimbangkan langkah hukum. Partai ini juga sedang membentuk koalisi untuk pemerintahan.

Kepastian siapa pemenang pemilu bakal membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mengetahui apakah partai dari front demokrasi atau front junta militer yang memenangkan pemerintahan.

Hasil tidak resmi untuk kursi di DPR yang dirilis KPU pada Senin menunjukkan Pheu Thai mendapat 137 kursi dan 97 kursi untuk Partai Phalang.

Baca:

Meliput Pemilu Thailand: Bangkok Aman di Tengah Riuh Politik

 

KPU Thailand menyalahkan kesalahan manusia untuk kejanggalan dan penundaan pengumuman penghitungan suara yang terjadi. Sedangkan pemimpin junta militer Prayuth bakal bicara ke publik pada Selasa sore ini.

Secara terpisah Uni Eropa dan Inggris mendesak Thailand agar menyelesaikan berbagai kasus kejanggalan dalam pelaksanaan pemilu.

“Penting untuk mengusut semua kejanggalan yang dilaporkan secara cepat, adil dan transparan. Ini untuk menjamin kredibilitas dan memberi hasil yang jelas secepat mungkin,” Mark Field, menteri Inggris Urusan Asia dan Pasifik, soal pemilu Thailand seperti dilansir Khaosod English.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Paetongtarn Shinawatra: Mampukah Ia Melepaskan Diri dari Citra 'Anak Ayah'?

50 hari lalu

Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra dan putrinya Paetongtarn Shinawatra. (Foto: Facebook/Ing Shinawatra)
Paetongtarn Shinawatra: Mampukah Ia Melepaskan Diri dari Citra 'Anak Ayah'?

Paetongtarn Shinawatra akhirnya resmi menjadi perdana Menteri Thailand setelah Srettha Thavisin dipecat.


Srettha Thavisin Dicopot dari PM Thailand, Pheu Thai Segera Pilih Calon Lain

51 hari lalu

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin berbicara kepada media saat ia tiba untuk menyampaikan pernyataan kebijakan Dewan Menteri kepada parlemen di Bangkok, Thailand, 11 September 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Srettha Thavisin Dicopot dari PM Thailand, Pheu Thai Segera Pilih Calon Lain

Partai Pheu Thai akan membahas siapa kandidat pengganti mantan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin yang baru saja dicopot dari jabatannya.


Mengenal Srettha Thavisin, PM Thailand yang Dipecat oleh MK

51 hari lalu

Srettha Thavisin dari Partai Pheu Thai berbicara dalam siaran langsung setelah upacara pengesahan kerajaan untuk menjadi Perdana Menteri Thailand ke-30, di markas besar partai, setelah parlemen menyetujui pencalonan perdana menterinya, di Bangkok, Thailand, 23 Agustus 2023. Pheu Thai Party/Handout via REUTERS
Mengenal Srettha Thavisin, PM Thailand yang Dipecat oleh MK

Srettha Thavisin yang menjabat sebagai PM Thailand diberhentikan dari jabatannya karena pelanggaran kode etik serius.


Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

28 Juni 2024

Tokoh Move Forward Party dari Thailand saat mengunjungi Kantor TEMPO Media Grup di Jalan Pal Merah, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024. TEMPO/Subekti.
Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

Juru bicara Partai Gerakan Maju (MFP) berkomentar tentang kondisi demokrasi di Thailand. Ia berpendapat masih ada sisa-sisa rezim militer di negara tersebut.


Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

27 Juni 2024

Srettha Thavisin dari Pheu Thai memberi isyarat di markas besar partai sebelum upacara dukungan kerajaan setelah parlemen Thailand menyetujui pencalonan perdana menterinya, di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

Ini menjadi pemilu pertama Senat sejak kudeta militer thailand satu dekade lalu.


Bank Dunia Sebut Kemiskinan di Myanmar Terparah dalam 6 Tahun Terakhir

12 Juni 2024

Wanita menunggu kereta usai berbelanja di pasar stasiun kereta api di Yangon, Myanmar, 20 Agustus 2014. REUTERS/Soe Zeya Tun
Bank Dunia Sebut Kemiskinan di Myanmar Terparah dalam 6 Tahun Terakhir

Meningkatnya kekerasan, kekurangan tenaga kerja, dan depresiasi mata uang telah membuat kemiskinan di Myanmar meluas.


Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

7 Mei 2024

Pemberontak Arakan Army di Myanmar. [ NARINJAYA]
Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

24 April 2024

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

20 April 2024

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 April 2024

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.