Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks PM Thaksi Shinawatra Klaim Pemilu Thailand Dimanipulasi

image-gnews
Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.Tempo/Imam Sukamto
Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.Tempo/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan PM Thailand yang dikudeta, Thaksin Shinawatra mengatakan, junta militer telah memanipulasi pemilu Thailand.

Hasil sebagian dari pemilihan pada 24 Maret, pemilu pertama sejak kudeta militer pada tahun 2014, menunjukkan perolehan suara rakyat yang tak terduga untuk partai pro-militer yang ingin mempertahankan pemimpin junta Prayuth Chan-ocha sebagai perdana menteri.

Baca: Meliput Pemilu Thailand: Bangkok Aman di Tengah Riuh Politik

"Saya tahu bahwa junta yang memerintah Thailand ingin tetap berkuasa, tetapi saya tidak percaya sejauh mana ia telah memanipulasi pemilihan umum pada hari Minggu," tulis Thaksin dalam opini di New York Times edisi Ahad 25 Maret, yang dikutip pada 26 Maret 2019.

Partai pro Thaksin pada hari Senin juga menuduh kecurangan dan mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan langkah hukum untuk menggugat hasil pemilu. KPU Thailand menunda mengumumkan hasil pemilu pada Ahad malam. Menurut laporan Tempo, pengumuman resmi hasil pemilu Thailand akan dijadwalkan pada 9 Mei 2019.

PM Prayuth Chan-ocha menunggu giliran memberikan suara di TPU di kawasan Pradiphat soi 5 Alley di Bangkok, Thailand Minggu,24 Maret jam.8.20. Sumber: TEMPO/Maria Rita Ida Hasugian

Dalam opininya di New York Times, Thaksin membeberkan sejumlah kejanggalan.

"Di beberapa daerah, jumlah surat suara tampaknya melebihi jumlah pemilih. Di negara lain, jumlah pemilih dilaporkan 200 persen. Komisi pemilihan nasional mengeluarkan hasil untuk beberapa daerah pemilihan yang tidak cocok dengan yang dilaporkan oleh petugas di TPS," tulis Thaksin.

"Ada juga laporan bahwa beberapa surat suara, meskipun ditandai dengan tidak tepat, dihitung sebagai suara untuk Palang Pracharat, partai proksi militer," tambahnya.

Baca: Dua Partai Politik Menyoal Kecurangan Pemilu Thailand

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Tahksin, junta menunjuk komisi pemilihan dan telah mencampuri pekerjaan yang seharusnya urusan lembaga independen, dan membuat aturan pemilu untuk melemahkan partai besar.

Dikutip dari Bangkok Post, pihak berwenang mendesak semua pihak untuk menerima hasil jajak pendapat hari Minggu dan meyakinkan publik bahwa situasi pasca-pemilihan diperkirakan akan tetap "bebas dari masalah".

Juru bicara dewan pertahanan Kongcheep Tantravanich juga mengatakan bahwa pemerintah tidak akan memperkenalkan undang-undang khusus untuk menjaga perdamaian dan ketertiban selama periode transisi politik.

Partai Pheu Thai pro Thaksin memimpin dengan 137 dari 350 kursi konstituen dalam penghitungan awal, diikuti oleh PPRP pro junta dengan 97 kursi, menurut Komisi Pemilihan Thailand.

Baca: Meliput Pemilu Thailand: Toko Dilarang Jual Alkohol 24 Jam

Penghitungan, yang tidak termasuk 150 kursi daftar partai lainnya, menunjukkan bahwa kedua partai besar perlu membentuk koalisi untuk mengambil alih kekuasaan di majelis rendah yang beranggotakan 500 orang.

PPRP juga mengatakan akan berupaya membentuk pemerintahan. Ia memenangkan 7,93 juta suara dengan 94 persen dihitung dengan Pheu Thai kedua pada 7,42 juta suara, menurut hasil tidak resmi yang dirilis di KPU.

KPU Thailand akan mengumumkan pemenang dari 350 daerah pemilihan pada jam 4 sore, setelah beberapa penundaan dalam memberikan total kursi, sementara hasil resmi pemilu Thailand akan dirilis pada 9 Mei.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

2 jam lalu

Phi Phi Islands di Phuket, Thailand (Pixabay)
Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

Selama musim ramai, Phuket di Thailand mengalami kemacetan lalu lintas dan kekurangan air, bandaranya pun kehabisan slot untuk penerbangan baru.


Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

1 hari lalu

Patung Buddha raksasa dari kuil Wat Paknam Phasi Charoen terlihat di Bangkok, Thailand, 10 Juni 2021.[REUTERS/Jorge Silva]
Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.


5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

2 hari lalu

Wisatawan asal Cina, Shuhui Xu (43) mengenakan kostum tradisional Thailand saat mengunjungi kuil Wat Arun menjelang Tahun Baru Imlek di Bangkok, Thailand 18 Januari 2023.
5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

Banyak pengalaman yang bisa didapat di Bangkok dalam satu kali perjalanan, asalkan tahu lima tips berikut ini.


10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

3 hari lalu

Monyet memanjat pengunjung yang tengah berfoto saat Festival Monyet tahunan di provinsi Lopburi, Thailand, 26 November 2023. Festival monyet digelar sebagai wujud terima kasih kepada hewan primata itu, karena telah menarik kunjungan wisatawan ke Lopburi. REUTERS/Chalinee Thirasupa
10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

Turis Cina didominasi kunjungan wisatawan asing di Thailand dengan jumlah lebih dari 2 juta.


Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo beradu panco dengan anaknya Kaesang Pangarep. youtube.com
Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.


Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

4 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan CEO Apple Tim Cook (kanan) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Rabu, 17 April 2024. Sumber: ANTARA
Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.


Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

6 hari lalu

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

Perayaan Songkran dijuluki sebagai tujuh hari berbahaya karena banyaknya korban di jalan raya karena kecelakaan.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

6 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

6 hari lalu

Ponsel Honor 50. gizmochina.com
Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

Ponsel Honor 200 Lite dapat ditujukan sebagai penerus seri Honor 100 yang diluncurkan pada November 2023.


Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

6 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.