TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengakui Dataran Tinggi Golan milik Israel setelah aneksasi pada 1981.
Pengakuan Dataran Tinggi Golan yang membelah perbatasan Suriah dan Israel, adalah pukulan tajam Trump kepada rezim Assad.
Pengakuan Golan juga menandakan dukungan Trump kepada Benjamin Netanyahu dan pergeseran kebijakan AS terhadap wilayah sengketa ini.
Baca: Amerika Serikat Diminta Israel Akui Dataran Tinggi Golan Miliknya
Dikutip dari Reuters, 26 Maret 2019, pengakuan ini sudah dikabarkan jauhari oleh Trump di Twitter pada Kamis kemarin.
Pengakuan ini merupakan langkah paling terbuka Trump untuk membantu Netanyahu, yang telah mendesak Trump demi pengakuan Golan kepada Israel sejak Februari 2017.
Netanyahu, yang akan bersaing dalam pemilihan pada 9 April, sebelumnya mengatakan dia akan menghentikan kunjungannya ke AS setelah sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza, yang dituduh ditembakan Hamas, melukai tujuh orang di dekat Tel Aviv. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza.
Perdana menteri Israel itu tiba di Washington pada Ahad, yang awalnya diagendakan untuk kunjungan empat hari.
"Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat ini," kata Trump ketika menandatangani proklamasi Golan.
Dia menyerahkan pena yang dia gunakan untuk tanda tangannya kepada Netanyahu, dan berkata, "Berikan ini kepada orang-orang Israel."
Perdana menteri menyambut Trump dan mengatakan Israel tidak pernah memiliki teman yang lebih baik selain AS.
Baca: Israel Tembak Jet Suriah, Pasukan Assad Duduki Dataran Golan
Netanyahu mengingat kembali pada dua perang Timur Tengah sebelumnya untuk membenarkan langkah Israel menguasai Golan.
"Sama seperti Israel berdiri tegak pada tahun 1967, sama seperti Israel berdiri tegak pada tahun 1973, Israel berdiri tegap hari ini. Kami menguasai dataran tinggi dan kami tidak boleh menyerah," kata Netanyahu.
Suriah bereaksi cepat terhadap proklamasi Trump, menyebutnya sebagai "serangan terang-terangan" pada kedaulatan dan integritas teritorial Suriah dan mengatakan negara itu memiliki hak untuk merebut kembali Golan.
Seorang tentara Israel berjaga di pos di Dataran Tinggi Golan.[Haaretz]
Israel menduduki Dataran Tinggi Golan dalam perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya lagi pada 1981 namun aneksasi Israel tidak diakui internasional.
Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan status Dataran Tinggi Golan tidak berubah, seperti disampaikan kata juru bicaranya Stephane Dujarric.
"Kebijakan AS tentang Golan tercermin dalam resolusi Dewan Keamanan yang relevan dan kebijakan itu tidak berubah," kata Dujarric.
Resolusi DK PBB yang diadopsi dengan suara bulat oleh 15 anggota pada tahun 1981 menyatakan bahwa keputusan Israel untuk memaksakan hukum, yurisdiksi dan administrasi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki adalah batal demi hukum dan tanpa efek hukum internasional.
Baca: ISIS Menyerah, Pasukan Suriah Kuasai Dataran Tinggi Golan
Turki menyebut pengakuan AS tidak dapat diterima dan mengatakan akan mengambil tindakan terhadapnya, termasuk di PBB, kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu. Liga Arab juga mengutuk langkah itu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, juga menyatakan penolakan total terhadap langkah langkah Donald Trump yang mengakui Dataran Tinggi Golan kepada Israel.