TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah petisi online menginginkan agar PM Selandia Baru Jacinda Ardern menerima Nobel Perdamaian karena reaksinya atas penembakan di Christchurch.
Ardern dipuji di seluruh dunia karena kepemimpinan, simpati dan tindakan tegasnya melarang senjata api, setelah penembakan dua masjid di Christchurch pada 15 Maret kemarin.
Baca: Ibu Korban Teror di Selandia Baru Wafat karena Serangan Jantung
Dikutip dari Stuff.co.nz, 23 Maret 2019, penyair Prancis bernama Dr Khal Torabully, pendiri pusat intelektual House of Wisdom Fez-Granada, adalah orang di balik peluncuran petisi pada Jumat kemarin.
Dia mengaku tidak terlalu mengenal Ardern sebelum penembakan di Christchurch.
PM Jacinda Ardern mengunjungi keluarga korban serangan teror di Selandia Baru pada Senin, 17 Maret 2019 di Kota Christchurch. Meaww
"Menyusul peristiwa tragis Christchurch dan respons yang memadai, terbuka dan damai dari Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, kami ingin mengusulkannya sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian yang akan datang," kata Torabully.
Baca: Saking Bencinya, PM Selandia Baru Enggan Sebut Nama Teroris
Hingga Sabtu pagi petisi ini menerima 400 tanda tangan.
"Sikap kepemimpinan dia tunjukkan selama dan setelah serangan teroris. Dia sangat tenang, tetapi sangat tegas, dan itu merupakan kombinasi yang hebat.
"Dalam konteks global terorisme, tanggapannya bermartabat dan inklusif."
Baca: PM Ardern Diancam Keselamatannya pasca Teror di Selandia Baru
Torabully mengatakan di banyak negara, terutama di Prancis, di mana ia tinggal, ada kesenjangan antara elit politik dan rakyat, dan politisi sering menggunakan peristiwa tragis untuk agenda mereka sendiri. Sebaliknya, PM Selandia Baru Jacinda Ardern bertindak untuk kepentingan masyarakat umum.