TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih mengklaim telah membersihkan basis pertahanan terakhir kelompok radikal Islamic State atau ISIS di Suriah. Operasi pembebasan kota Baghouz dari militan ISIS berakhir pada Rabu, 20 Maret 2019, dilakukan oleh pasukan demokratik Suriah atau SDF yang didukung oleh militer Amerika Serikat.
"Seluruh militan ISIS 100 persen sudah dibersihkan," kata Humas Gedung Putih Sarah Sanders, seperti dikutip dari mirror.co.uk, Sabtu, 23 Maret 2019.
Pasukan SDF menduduki basis pertahanan ISIS pada Selasa, 19 Maret 2019 di Baghouz, sebuah wilayah kecil di timur Suriah. Saat ini, serangan ke wilayah itu sudah dihentikan. 'Kerajaan' ISIS yang beranggotakan sekitar 8 juta militan sudah runtuh dalam sejumlah serangan udara dan serbuan pasukan SDF serta Kurdi.
Baca: Suriah Kerahkan Pasukan ke Kota Manbij, Hadang Pasukan Turki
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) bersiap-siap melakukan penyerang di benteng terakhir ISIS di desa Baghouz, provinsi Deir Al Zor, Suriah, 18 Maret 2019. REUTERS/Stringer
Baca: 4 Pemain Dalam Konflik Suriah dan Posisinya
Pasukan SDF menurunkan bendera-bendera ISIS di kota Baghouz. Sejak serangan operasi perebutan Baghouz dilakukan, sekitar 60 ribu militan ISIS telah di keluarkan dari wilayah itu dan sebagian besar dari jumlah itu ditahan di sejumlah kamp-kamp.
"Ketika saya mengambil alih Suriah, salah satu negara yang dikendalikan ISIS, kondisinya sangat berantakan. Sekarang, tidak ada lagi zona merah dan basis pertahanan terakhir di wilayah kecil Suriah akan dihilangkan malam ini," kata Trump, yang diambil sumpah jabatan pada 2016.
SDF hingga Rabu, 20 Maret 2019, belum memberikan kabar terbaru nasib militan-militan ISIS yang bertahan di Baghouz. Kota Baghouz dikuasai ISIS pada 2014 atau saat kelompok itu memperluas wilayah kekuasaannya di Irak dan Suriah, dimana pemimpin ISIS bernama Abu Bakr al-Baghdadi mengumumkan kekhalifahan baru. Nasib Abu Bakr al-Baghdadi pun saat ini belum diketahui pasti, namun Amerika Serikat menyakini dia berada di Irak.