TEMPO.CO, Dunedin – Saat mulai menempati rumah berwarna biru muda di Kota Dunedin pada 2017, tersangka serangan teror di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, mengatakan kepada tetangganya bahwa dia ingin menetap setelah berkeliling dunia.
Baca:
Mucaad Ibrahim, Korban Termuda Teror di Selandia Baru, Dimakamkan
Tarrant, 28 tahun, mengaku kota sunyi, yang dikelilingi bukit dan memiliki sebuah pelabuhan kecil di sebelah selatan Selandia Baru, ini menarik baginya untuk tempat tinggal.
“Dia anehnya sangat pendiam,” kata Brooke, seorang tetangga perempuan seperti dilansir SMH pada Jumat, 22 Maret 2019.
Brooke, yang meminta agar hanya nama depannya saja yang diungkap untuk melindungi privasinya, mengatakan,”Tidak ada suara musik, tidak ada apapun. Tidak pernah ada yang datang. Dia selalu sendiri.”
Baca:
Namun, Tarrant tampaknya sedang merencanakan aksi terorisme di Kota Christchurch, yang berjarak sekitar 337 kilometer, dibalik dinding rumahnya.
PM Jacinda Ardern mengunjungi keluarga korban serangan teror di Selandia Baru pada Senin, 17 Maret 2019 di Kota Christchurch. Meaww
Dia kerap berlatih menembak di sebuah klub menembak yang terletak di sebuah hutan di sebelah selatan kota kecil dengan penduduk sekitar 127 ribu orang ini. Saat berlatih di gymasium, dia terlihat berlatih angkat berat higga 199 kilogram.
Lokasi gym tempatnya berlatih, entah karena pilihan atau kebetulan, berdekatan dengan sebuah tempat penampungan anak Muslim atau daycare di seberang jalan.
Baca:
Saat ini, para penyidik sedang menjalin potongan informasi yang bisa menjelaskan aksi penembakan massal Tarrant, yang menewaskan 50 orang jamaah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch yaitu masjid Al Noor dan masjid Linwood.
Petugas penegak hukum yang terlibat dalam pengusutan kasus ini berasal dari banyak negara yang pernah diknjungi Tarrant seperti Turki, Bulgaria, Australia, hingga Inggris.
tPelaku serangan teror di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, menggunakan senapan semiotomatis untuk menembaki jamaah dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019. 50 orang tewan dan 48 orang terluka. Heavy
“Ini untuk membangun gambaran untuh mengenai orang yang akan kita adili,” kata Mike Bush, Komisioner Polisi Selandia Baru.
Baca:
Menurut Michael Woodhouse, yang merupakan anggota parlemen, terungkapnya pelaku kejahatan ini mengejutkan bagi warga Dunedin. “Dia ternyata bersembunyi di depan mata,” kata Woodhouse mengenai pelaku serangan teror di Selandia Baru.