TEMPO.CO, Christchurch – Foto seorang petugas polisi perempuan bersenjata lengkap dan memakai hijab menjadi viral dan menarik perhatian dunia saat berjaga di Kota Christchurch pasca serangan teror di Selandia Baru.
Baca:
PM Ardern Diancam Keselamatannya pasca Teror di Selandia Baru
Ini terjadi setelah sebelumnya PM Selandia Baru, Jacinda Ardern, juga mengenakan hijab sehari pasca serangan teror di Selandia Baru saat menemui keluar korban penembakan di Kota Christchurch.
“Ini merupakan foto yang mengkombinasikan rasa hormat, khidmat, dan perlindungan,” begitu dilansi rmedia Stuff dari Selandia Baru pada Jumat, 22 Maret 2019.
Baca juga:
Petugas polisi ini bernama Michelle Evans, yang mengenakan kerudung bermerek Calvin Klein yang menutupi rambutnya. Dia juga menaruh setangkai bunga mawar merah di dada kirinya sambil bersiaga memegang erat senapa semi-otomatis Bushmaster.
Baca:
“Saya telah lama memfoto polisi dan kegiatannya tapi kombinasi hijab, senapan serbu, dan bunga mawar belum pernah saya lihat sebelumnya. Bahkan jika dia hanya mengenakan satu item itu saja sudah bermakna beda,” kata Alden Williams, yang merupakan jurnalis dari media Stuff.
Williams mengatakan mayoritas jurnalis dan media fokus pada prosesi penguburan para korban penembakan yang dilakukan tersangka Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun asal Australia.
Ini adalah sebagian wajah para korban penembakan dalam serangan teror Selandia Baru oleh Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, yang mendukung supremasi kulit putih. TVNZ
“Petugas polisi ini agak terlewatkan,” kata dia. Foto ini diunggah di laman live blogging Stuff dan menjadi viral.
Baca:
Williams juga mengunggah foto ini di akun Instagramnya dan mendapat banyak like dibanding foto-foto lainnya.
“Ada yang berkomentar foto ini sangat luar biasa, cantik dan kuat,” kata dia.
Evans lahir dan tumbuh di daerah Whanganui dan bergabung dengan kesatuan polisi di sana. Dia mengatakan ingin menjadi polisi sejak muda.
Petugas polisi Michelle Evans, 25 tahun, berjaga di Memorial Park Cemetery, yang menjadi lokasi pemakaman para korban penembakan massal oleh tersangka Brenton Harrison Tarrant. Stuff
“Saya ingin bekerja bersama publik di tempat saya dibesarkan dan membantu orang-orang. Rasanya puas bekerja seperti ini dan dibayar untuk membantu orang-orang,” kata Evans seperti dilansir Whanganui Chronicle pada 2016.
Baca:
Evans mengatakan sebagian masyarakat terkadang bersikap bermusuhan pada awal interaksi dengan polisi. Namun, masyarakat akan bersikap tenang setelah dia dan teman-temannya mulai saling mengenal.
Pelaku penembakan massal di Kota Christchurch, Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, menembaki jamaah masjid Al Noor dan masjid Linwood, yang menewaskan 50 orang dengan 48 terluka. Times of Islamabad
“Mereka tahu kami harus menyelesaikan masalah. Kami tidak akan meninggalkan lokasi sebelum yakin semua orang aman,” kata dia.
Evans berjaga di kawasan pemakaman Memorial Park Cemetery. Pada Jumat ini, ada 26 orang korban penembakan dalam serangan teror di Selandia Baru dikuburkan bersamaan termasuk seorang bocah bernama Mucaad Ibrahim, 3 tahun. Dia adalah korban termuda dari aksi brutal Tarrant, yang bersimpati pada kelompok supremasi kulit putih.