TEMPO.CO, Mozambik – Seorang korban selamat badai di Mozambik bercerita dia sedang berada di sebuah kamar hotel saat badai Idai melanda Kota Beira.
Baca:
Jumlah Korban Tewas Badai di Mozambik Bertambah Jadi 200 Orang
Mark Ellul, 31 tahun, yang merupakan dokter asal Manchester, bekerja di rumah sakit Beira di Mozambik.
“Kondisinya sangat mengerikan saat badai terjadi. Sangat berisik, menakutkan, dan Anda bisa mendengar puing-puing beterbangan di luar,” kata Ellul seperti dilansir Reuters pada Rabu, 20 Maret 2019.
Ellul mengatakan dia merasa jendela kamar hotelnya bakal pecah setiap saat. “Seakan-akan badai itu bakal masuk ke ruang kamar saya,” kata dia.
Baca:
Beira merupakan kota pelabuhan yang dihuni sekitar 500 ribu orang. Kota ini terendam banjir karena tidak ada saluran air yang memadai untuk mengalirkan air hujan yang turun deras.
Badai besar dengan kecepatan 170 kilometer per jam ini juga merusak ruang kontrol atas saluran pipa bahan bakar seperti dikatakan Menteri Ernergi Zimbabwe, Jorum Gumbo, kepada media Herald milik pemerintah.
“Kami punay stok BBM memadai di negara. Perbaikan ruang kontrl Beira bakal membutuhkan waktu sekitar sepekan,” kata dia.
Baca:
Uni Eropa mengumumkan bantuan gawat darurat sebanyak US$3.97 juta atau sekitar Rp56 miliar. Dana ini untuk bantuan logistik, tempat penampungan dan sanitasi ke Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe.
Inggris mengatakan akan memberikan bantuan sebanyak 6 juta pound sterling atau sekitar Rp113 miliar.
Badai Idai melanda Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi, yang diperkirakan menyebabkan lebih dari seribu warga tewas pada Kamis, 14 Maret 2019. Reuters
Warga di Zimbabwe memobilisasi bantuan donasi berupa uang tunai, makanan, pakaian untuk membantu ribuan warga yang kehilangan rumah akibat terjangan badai Idai itu. Presiden Emmerson Mnangagwa mengatakan Tanzania dan Uni Emirat Arab bakal mengirimkan bantuan donasi.
Baca:
CNN melansir sejumlah warga yang terkena banjir menyelamatkan diri dengan naik atap dan menunggu datangnya bantuan.
Para petugas penyelamat berpacu dengan waktu berupaya menyelamatkan ribuan orang dan anak-anak di distrik Buzi, yang terletak di Provinsi Sofala di Mozambik. Daerah ini terancam tenggelam jika melihat foto pemantauan udara. “Orang-orang menunggu diselamatkan,” kata Machie Pouw, dari organisasi Save the Children di Mozambik untuk penanganan badai.