TEMPO.CO, Mozambik – Presiden Filipe Nyusi mengatakan jumlah korban tewas akibat terjangan badai di Mozambik bertambah dari 84 orang menjadi 200 orang.
Baca:
Badai ini berhembus dengan kecepatan 170 kilometer dan menimbulkan banjir di kawasan Afrikan selatan termasuk dua negara tetangga yaitu Zimbabwe dan Malawi.
Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB mengatakan badai ini berdampak pada 2.6 juta orang.
“Ini merupakan krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah Mozambik,” kata Jamie LeSueur, yang memimpin upaya penyelamatan di Kota Beira untuk organisasi Palang Merah Internasional dan Komunitas Bulan Sabit Merah, seperti dilansir Reuters.
Menurut organisasi ini, kawasan luas di sebelah barat kota pelabuhan Beira mengalami banjir besar. Kawasan di Buzi dan Pungwe mengalami kenaikan air sungai beberapa meter. Ini membuat banyak rumah, tiang telepon, dan pohon terendam.
Baca:
Saat ini, jumlah korban tewas yang berhasil ditemukan masih di bawah 1000 orang, yang diperkirakan Nyusi setelah terbang di atas kawasan yang terkena bencana seperti dilansir Channel News Asia.
Bagai Idai ini mulai berhembus pada Kamis, 14 Maret 2019. Angin badai berhembus ke daratan dan meninggalkan kerusakan parah. Banyak area di pedesaan yang belum bisa diakses.
Baca:
Menurut gambar satelit, ada 1.7 juta orang tinggal di jalur badai Idai di Mozambik.. Sebanyak 920.000 orang di Malawi. Herve Verhoosel, yang merupakan juru bicara Program Makanan Dunia PBB, melansir data ini meski tidak menyebut data untuk Zimbabwe.