TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban jatuhnya pesawat Ethiopia Airlines ET 302 diberikan sekarung tanah dari lokasi jatuhnya pesawat untuk dikebumikan sebagai pengganti jasad orang-orang yang mereka cintai yang tewas dalam kecelakaan itu. Langkah ini terpaksa dilakukan karena proses identifikasi jasad korban bisa memakan waktu lama.
Dalam penerbangan Ethiopia Airlines ET 302 yang jatuh pada 10 Maret 2019, total 157 penumpang dan awak pesawat tidak ada yang selamat. Pesawat jatuh enam menit setelah lepas landas dari Bandara Addis Ababa, Ethiopia. Burung besi itu hendak terbang menuju Nairobi, Kenya dan jatuh di sekitar area Bishoftu atau sekitar 56 kilometer dari wilayah tenggara ibu kota Addis Ababa, Ethiopia.
Baca: Rekaman Kotak Hitam Kokpit Ethiopian Airlines Dibuka, Apa Isinya?
Dikutip dari aljazeera.com, Senin, 18 Maret 2019, pejabat pemerintah Ethiopia mulai mengirimkan satu kilo tanah yang diambil dari lokasi jatuhnya pesawat. Namun keluarga korban bertekad tidak akan berhenti menunggu hingga bagian anggota tubuh keluarga yang tewas itu diserahkan ke keluarga.
“Tanah ini dikirimkan karena sulit untuk mengidentifikasi jenazah dan menyerahkannya ke anggota keluarga. Namun begitu, kami tidak akan berhenti meminta hingga kami dikirimkan jasad yang sesungguhnya atau anggota tubuh dari orang yang kami cintai,” kata salah satu anggota korban.
Baca: Ethiopian Airlines Dikenal Sebagai Maskapai Terbaik di Afrika
Sumber di pemerintah Ethiopia yang tak mau dipublikasi identitasnya membenarkan pengiriman tanah-tanah dari lokasi jatuhnya pesawat ini.
Proses identifikasi jenazah berdasarkan DNA sudah dimulai dan dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk pencocokan data karena jenazah sudah dalam kondisi remuk. Otoritas berwenang di Ethiopia mengatakan dalam tempo dua pekan ke depan akan mengeluarkan sertifikat kematian untuk para korban Ethiopian Airlines ET302 yang berasal dari 35 negara.