TEMPO.CO, Selandia Baru – Pelaku penembakan di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, mengatakan alasannya melakukan penyerangan adalah mengurangi tingkat imigrasi di tanah bangsa Eropa.
Baca:
Pelaku Penembakan di Selandia Baru Terancam Hukuman Seumur Hidup
Brenton Tarrant Diduga Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru
Pernyataan ini terungkap dalam manifesto 73 halaman yang diunggah di sosial media sebelum dia melakukan serangan pada Jumat, 15 Maret 2019.
“Untuk menunjukkan kepada pelaku invasi bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka. Dan tanah air kita adalah milik kita dan selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah bisa menaklukkan tanah kita dan mereka tidak akan pernah menggantikan bangsa kita,” begitu salah satu pernyataan Tarrant seperti di News pada Jumat, 15 Maret 2019.
Pelaku penembakan massal Tarrant menewaskan 49 orang jamaah di dua masjid di Kota Christchurch, yang sedang melaksanakan salat Jumat kemarin. 41 Orang korban tewas di masjid Al Noor dan 7 orang korban tewas di masjid Linwood. Sedangkan satu korban tewas di rumah sakit setempat.
Baca: Pelaku Penembakan di Selandia Baru Pernah Jadi Instruktur Gym
Dia mengaku merencanakan aksi terornya sejak dua tahun lalu. Tarrant memutuskan untuk melakukan penyerangan itu di Kota Christchurch pada tiga bulan lalu.
“Serangan di Selandia Baru bakal membawa perhatian kebenaran soal serangan terhadap peradaban kita. Bahwa tidak ada tempat di dunia yang aman. Pelaku invasi semua berada di tanah kita, bahkan di daerah terpencil di dunia. Tidak ada tempat yang aman dan bebas dari imigrasi,” kata Tarrant dalam manifesto tadi.
Dia, yang mengklaim mewakili jutaan orang Eropa dan bangsa nasionalis-etnis lainnya, mengatakan,”Kita harus memastikan eksistensi bangsa kita dan masa depan anak-anak kulit putih.”
Lelaki asal Grafton, Australia, ini juga mengatakan dia membalas dendam terhadap para invasi atas tewasnya ratusan ribu orang Eropa di sepanjang sejarah. “Atas perbudakan jutaan orang Eropa yang dibawa dari tanah mereka oleh para tuan budak dari Islam dan atas ribuan nyawa orang Eropa akibat serangan di seluruh wilayah Eropa,” kata dia.
Baca: Detik-detik Penembakan Masjid di Selandia Baru
Tarrant juga mengaku serangan teror di Stockholm pada 2017 menginspirasinya untuk melakukan serangan kemarin, terutama atas tewasnya seorang bocah perempuan. Dia juga mengaku terinspirasi setelah melakukan perjalanan ke Prancis pada 2017.
Tarrant mengatakan telah lama mendengar ada banyak orang non-kulit putih di Eropa dan menyebutnya sebagai invasi. Awalnya dia mengaku menganggap itu hanya sebagai cerita politik yang dilebih-lebihkan. “Begitu saya tiba di Prancis, saya temukan cerita itu tidak hanya benar tapi juga terlalu dianggap remeh. Di setiap kota di Prancis, pelaku invasi telah tiba,” kata pelaku penembakan di Selandia Baru itu, yang pernah mengajar di tempat fitnes gymnasium di Australia.