TEMPO.CO, Jakarta - Prancis mulai menganalisis 2 kotak hitam Boeing 737 MAX milik maskapai Ethiopian Airlines yang jatuh pekan lalu menewaskan 157 orang dari 35 negara.
Berikut 6 hal penting tentang proses kerja penelitian kotak hitam Boeing 737 MAX milik maskapai Ethiopian Airlines.
Baca: Nasib Boeing 737 Max 8, dari Ethiopia sampai Dilarang Terbang
1. Kotak hitam sejatinya bukan warna hitam, melainkan oranye. David Warren, ilmuwan Australia, menemukan dan mengembangkan alat perekam data penerbangan dan perekam kokpit pada tahun 1950an.
2. Berat kotak hitam 4,5 kilogram dan terdiri dari 4 bagian penting, yakni: sasis yangd dirancang untuk memperbaiki perangkat dan memfasilitasi perekaman dan pemutaran ulang, suar locator bawah air, rumah inti yang disebut Crash Survivable Memory Unit yang terbuat dari baja stainless atau titanium.
3. Chip perekam seukuran jari terletak di papan sirkuit yang dalam kasus terbaru dapat membantu menentukan nasib Boeing 737 MAX dalam jangka pendek.
Baca: FAA: Ada Kesamaan Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air
4. Teknisi kemudian dengan sangat hati-hati membersihkan koneksi untuk memastikan mereka tidak menghapus data secara tak sengaja. File audio atau data harus diunduh dan disalin.
Beberapa penyelidik terkadang menggunakan analisis spektral sebagai cara memeriksa suara yang memungkinkan ilmuawan memilih alarm yang nyaris tak terdengar atau retakan yang sekilas seperti suara ledakan.
5. Ada dua rekaman dalam kotak hitam. Pertama Cockpit Voice Recorder atau CVR untuk merekam suara pilot dan suara di kokpit dan satu lagi berupa Rekaman Data Penerbangan atau FDR.
CVR memiliki kemampuan merekam selama 2 jam. Lebih dari cukup untuk merekam kecelakaan Ethiopian Airlines yang berlangsung selama 6 menit.
Baca: Boeing Hentikan Pengiriman Pesanan Boeing 737 MAX
"Data rekaman menjelaskan kepada anda mengenai apa dan bagaimana peristiwa itu terjadi dan rekaman kokpit mulai membantu anda untuk memahami mengapa namun itu belum cukup," kata seorang penyelidik seperti dikutip dari Reuters, 15 Maret 2019.
6. Biro Penyelidikan dan Analisis Keamanan Penerbangan Sipil Prancis atau BEA memiliki kamar studio untuk mendengarkan rekaman dan memutar balik kotak hitam guna melakukan sinkronisasi data. Para penyelidik untuk beberapa kasus dapat merampungkan tugasnya dalam beberapa jam, beberapa hari, bahkan ada yang bertahun-tahun lamanya seperti kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pada tahun 2010, BEA butuh 2 tahun untuk menganalisis data dari kotak hitam.