TEMPO.CO, Jakarta - Bayi berusia tiga pekan milik Shamima Begum, 19 tahun, istri militan ISIS, meninggal pada Jumat, 8 Maret 2019, karena infeksi paru-paru. Juru bicara Pasukan Demokratik Suriah atau SDF, Mustafa Bali, membenarkan kabar ini.
Begum menjadi pusat pemberitaan saat dia meneriakkan keinginannya untuk pulang ke London, Inggris, demi menyelamatkan putra yang ketika itu sedang dikandungnya. Keinginan ini menguat karena dua anak Begum sebelumnya meninggal di kamp penahanan di Suriah. Namun yang terjadi, status kewarganegaraan Begum malah dicabut oleh pemerintah Inggris.
Baca: Jadi Istri ISIS, Pengacara Upayakan Bawa ke Inggris Bayi Begum
“Kematian setiap anak kecil itu sangat tragis dan sangat menyedihkan bagi anggota keluarga. Kementerian Luar Negeri telah konsisten memperingatkan larangan bepergian ke Suriah sejak April 2011. Pemerintah akan terus melanjutkan apapun yang bisa kami lakukan untuk mencegah warga negara kami terperosok dalam terorisme dan bepergian ke zona-zona konflik berbahaya,” kata Juru bicara pemerintah Inggris, seperti dikutip dari reuters.com, Sabtu, 9 Maret 2019.
Shamima Begum, warga negara Inggris yang ingin pulang ke negaranya setelah menjadi istri militan ISIS. Sumber: news.sky.com
Baca: Hamil 9 Bulan, Remaja ISIS Ingin Pulang ke Inggris
Tim pengacara keluarga Begum juga telah mengkonfirmasi kematian putra ketiga Begum setelah sebelumnya mengelak dan belum mau mengkonfirmasi kematian bayi yang baru berusia tiga pekan itu.
Kasus Begum menarik perhatian publik internasional karena menggambarkan etika, hukum dan teka-teki keamanan yang bakal dihadapi pemerintah ketika menghadapi keluarga militan yang bersumpah menghancurkan Barat.
Pasukan SDF yang didukung oleh Amerika Serikat mencoba merebut basis pertahanan ISIS terakhir di wilayah timur Suriah. Namun upaya penyerangan ke wilayah itu telah diperlambat agar memungkinkan evakuasi ribuan warga sipil keluar dari area tersebut.
Begum yang warga negara Inggris keturunan Bangladesh, kabur ke Suriah bersama temannya saat dia berusia 15 tahun. Disana, dia menikah dengan militan ISIS asal Belanda Yago Riedijk, yang sudah menyerahkan diri dan sekarang ditahan di pusat penahanan Kurdi di utara Suriah.