TEMPO.CO, Jakarta - Pakar keselamatan penerbangan John Cox, sekaligus pendiri dan CEO dari firma konsultan penerbangan Safety Operating Systems, mengklaim pilot sengaja menabrakkan pesawat MH370 ke laut.
"Saya pikir itu adalah tindakan yang disengaja, jika Anda melihat kecelakaan dan Anda sebagai penyelidik ditugaskan untuk menentukan apa kemungkinan penyebab kecelakaan itu, maka saya pikir Anda mengatakan kemungkinan penyebab kecelakaan itu adalah tindakan yang disengaja," katanya dalam sebuah wawancara dengan tabloid Inggris The Daily Star, dikutip dari Sputnik, 8 Maret 2019.
Baca: Malaysia Ajukan Penawaran Perusahaan yang Berminat Cari MH370
"Itu mengarah pada serangkaian pertanyaan lanjutan tentang siapa yang memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk mengambil tindakan yang disengaja itu, dan mengerucutkan kemungkinan di lapangan secara signifikan, dan kandidat yang paling mungkin adalah kapten," lanjutnya.
Cox, yang juga pilot berpengalaman dengan 14.000 jam lebih penerbangan, mengutip data radar yang menunjukkan bahwa pesawat secara tajam dialihkan dari rencana penerbangannya dari Kuala Lumpur ke Beijing dan kembali melintasi Semenanjung Malaysia.
Menteri Transportasi Malaysia Loke Siew Fook (tengah) melihat serpihan puing pesawat yang diyakini berasal dari pesawat MH370.[Daily Express]
MH370 kemudian terbang di sepanjang perbatasan Malaysia dan Thailand, menyilang ke wilayah udara kedua negara, terbang melewati Penang, pulau tempat tinggal kapten Zaharie Ahmad Shah, dan berbelok ke arah Samudera Hindia selatan, di mana sebagian besar ahli percaya MH370 jatuh setelah kehabisan bahan bakar.
"Ketika pesawat berbelok, ia langsung turun ke garis batas internasional, batas IFR," kata Cox. "(MH370) masuk dan keluar, dan pergi ke Penang di mana pesawat berbelok ke kanan dan hampir persis di tengah Selat Malaka, lalu berbelok ke kiri."
Baca: Ayah di Cina Tak Putus Asa Cari Putranya Korban MH370
"Jadi untuk mengendalikan pesawat melakukan itu memerlukan pemrograman yang sangat spesifik dari komputer yang mengelola penerbangan: tindakan yang disengaja," klaim Cox.
"Atau MH370 mendapat beberapa intervensi dan perintah yang tepat dari pesawat, pesawat dikemudikan berdasarkan perintah yang disengaja."
Sistem pelaporan data ACARS MH370 dimatikan 35 menit dalam penerbangan, di mana transponder, yang berkomunikasi dengan petugas pengendali di darat, dinonaktifkan beberapa menit kemudian, ketika pesawat berada di dekat perbatasan antara kontrol lalu lintas udara Malaysia dan Vietnam.
Menurut Cox, ini berarti kerusakan teknis tidak terjadi pada MH370.
"Jika Anda melihat pada saat belokan, transponder pesawat menjadi gelap dan ACARS menjadi gelap karena alasan apa pun," kata Cox.
Baca: 5 Teori Konspirasi Hilangnya Pesawat MH370
"Tetapi power supply untuk sistem SATCOM tetap aktif, dan jika Anda melihat desain sistem kelistrikan dalam Boeing 777, transponder berada pada bagian yang lebih terlindungi daripada SATCOM," tambahnya.
"Jadi, jika Anda akan memiliki masalah listrik, Anda akan kehilangan SATCOM sebelum Anda akan kehilangan transponder dan bukan itu yang terjadi di sini."
Dia menyimpulkan bahwa pesawat MH370 kemungkinan jatuh karena pilot bunuh diri, tetapi motifnya masih belum jelas dan yakin penyebab jatuhnya pesawat karena tindakan disengaja.