Gabriela adalah perempuan Amerika Latin pertama yang memenangkan Hadiah Nobel dalam Sastra.
Gabriela Mistral adalah pembela demokrasi dan hak-hak perempuan, anak-anak dan orang miskin. Tulisan spiritual dan emosionalnya merupakan penyimpangan dari karya orang-orang sezamannya yang modernis.
"Puisi liris, yang diilhami oleh emosi yang kuat, telah menjadikan namanya simbol aspirasi idealis dari seluruh dunia Amerika Latin," kata juri.
Madwomen adalah koleksi puisi dwibahasa dari penyair Cile ini, yang menelisik kehidupan dan kekayaan perempuan yang dicap "gila".
6. Nelly Sachs (1966)
Dilahirkan di Berlin pada tahun 1891, Sachs melarikan diri dari rezim Nazi dan pergi ke Swedia pada tahun 1940. Puisi-puisinya, dengan penjelajahan skala besar tentang penderitaan Yahudi, mulai mendapatkan pengakuan ketika dia berusia sekitar 50 tahun. Dia menghabiskan beberapa waktu di rumah sakit jiwa dan terus menulis di sana.
"Liris dan penulisan dramatis yang luar biasa, yang menafsirkan nasib Israel dengan kekuatan yang menyentuh," kata juri.
Nelly Sachs menulis puisi dan drama yang mengeksplorasi identitas dan pengalamannya sebagai seorang perempuan Yahudi-Jerman yang melarikan diri. Judul puisi "O the Chimneys" menggambarkan cerobong asap dari kamp kematian Nazi.
7. Nadine Gordimer (1991)
Nadine Gordimer, penerima Nobel Sastra 1991. Guillermo Arias/AP
Lahir di Afrika Selatan, novel-novel Gordimer termasuk A Guest of Honor, The Conservationist, People's July, The Pickup, None to Accompany Me dan Get a Life.
Dia terlibat dengan politik Afrika Selatan, yang menulis dengan kompleksitas tentang negaranya dan kecemasan akan hak istimewa.
"Bagi siapa yang melalui tulisan epiknya yang luar biasa, mengambil kutipan kata-kata Alfred Nobel, sangat bermanfaat bagi umat manusia," tutur juri.
Penunjukkan Nadine Gordimer adalah periode terpanjang antara pemenang Nobel Sastra perempuan selama kurun 25 tahun, setelah Nelly Sachs.
Baca: Perempuan Spanyol Pukul Panci di Hari Perempuan Internasional
8. Toni Morrison (1993)
Sebagai perempuan kulit hitam pertama yang menerima Nobel Sastra, novelis Amerika ini juga telah memenangkan penghargaan termasuk Pulitzer dan National Book Critics Circle Award.
Dia dilahirkan di kota baja di Ohio, dan membaca Tolstoy, Dostoevsky, dan Jane Austen selama tahun-tahun.
Kecerdasannya penuh dengan deskripsi kehidupan yang kaya puitis bagi orang kulit hitam di Amerika, ditandai oleh telinga tajam Morrison untuk berdialog.
"Yang dalam novel-novelnya ditandai oleh kekuatan visioner dan puitis, memberi kehidupan pada aspek esensial dari realitas Amerika," kata juri.
Toni Morrison.[biography.com]
9. Wislawa Szymborska (1996)
Dilahirkan di Polandia Barat pada tahun 1923, koleksi puisi Szymborska telah diterjemahkan ke dalam 16 bahasa. Puisi-puisinya melihat secara liris setelah perang dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari, dan menunjukkan ketajaman yang terasah selama bertahun-tahun sebagai editor puisi.
"Untuk puisi yang dengan ketelitian yang ironis memungkinkan konteks historis dan biologis terungkap dalam fragmen-fragmen realitas manusia," papar juri.
10. Elfriede Jelinek (2004)