TEMPO.CO, Jakarta - Tammy, orang tua tunggal yang tinggal di negara bagian New South Wales, Australia, membuat pernyataan mengejutkan di televisi dengan menyatakan tak lagi mencintai anak-anaknya. Dia bahkan dengan sungguh-sungguh meminta agar diizinkan mengurung dua anak perempuannya yang sudah remaja.
Dikutip dari mirror.co.uk, Rabu, 6 Maret 2019, nama belakang Tammy tidak dipublikasi. Kisah hidupnya menjadi sorotan publik Australia saat menyerahkan ke sebuah stasiun televisi rekaman video tentang perilaku dua anak remajanya yakni Hillary, 14 tahun, dan Sophie, 16 tahun.
Baca: Remaja Inggris Cerita Pengalaman Selama Tinggal di Daerah ISIS
Dalam rekaman video yang ditayangkan sebuah program berita A Current Affair, terlihat Tammy sangat putus asa mendisiplinkan dua anak remajanya yang disebutnya berkelakuan sangat buruk hingga membuat hidupnya seperti di neraka.
Baca: Dikira Tablet Pembesar Penis, 4 Remaja Ini Tewas Keracunan
“Saya sudah hilang kesabaran. Sudah tidak ada lagi cinta. Saya tidak mencintai mereka. Mereka sungguh jahat dan saya tidak mencintai orang seperti itu,” kata Tammy seperti disiarkan oleh program berita asal Australia.
Tammy, curhat di televisi Australia soal dua anak remajanya yang kelewat bandel hingga membuatnya ingin mengurung mereka. Sumber: A Current Affair/mirror.co.uk
Dalam tayangan itu terlihat, Tammy mencoba membangunkan tidur Hillary dan Sophie, tetapi keduanya tak mau dan ogah masuk sekolah. Ada pula gambar yang memperlihatkan Tammy mencoba melarang kedua anaknya yang sedang merokok ganja dalam kamar.
“Kenapa Ibu tidak mengemudikan mobil dan menabrakkannya ke pohon?,” kata salah seorang anak Tammy.
Saat dikonfirmasi atas perlakuan buruk itu, Sophie menyangkal tuduhan Ibunya soal rokok ganja. Dia pun meyakinkan tak memperlakukan ibunya seperti sampah.
Menanggapi Tammy yang putus asa mendidik anak-anaknya, John van Ruth CEO Operation Flinders mengakui mendidik remaja memang penuh tantangan, terlebih dalam kondisi sekarang yang jauh berbeda dibanding zaman dulu. Operation Flinders adalah program pelatihan bagi anak-anak berisiko.