TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan SDF Kurdi mengatakan ISIS memberikan perlawanan sengit saat serangan ke wilayah terakhir mereka di Baghouz, timur laut Suriah.
SDF mengerahkan tembakan artileri dan serangan udara untuk menekan perlawanan ISIS.
Aljazeera melaporkan, 4 Maret 2019, terlihat asap hitam tebal di desa Baghouz, Provinsi Deir Az Zor, ketika serangan pertama diluncurkan, ujar komandan SDF.
Baca: 10 Militan ISIS di Suriah Diduga Dieksekusi Mati di Trotoar
Milisi ISIS melawan balik dengan sniper, bom bunuh diri dan perangkap.
Komandan SDF mengatakan milisi mengirim bom mobil menuju posisi SDF pada Sabtu malam.
Juru bicara SDF, Mustafa Bali, serangan udara koalisi AS menghancurkan beberapa bom mobil selama dua hari serangan.
Asap tebal terlihat di langit Baghouz, selama serangan ke kantong terakhir ISIS.[Sky News]
Pada Ahad, SDF maju secara bertahap untuk menghindari ranjau darat yang ditanam ISIS. Selain itu, SDF juga waspada serangan dari terowongan bawah tanah yang digali ISIS.
Diperkirakan ada ratusan milisi ISIS yang terjebak di Baghouz, dan kebanyakan adalah warga asing.
"Milisi ISIS menggunakan rompi bunuh diri dan bom mobil untuk memperlambat serangan SDF dan bersembunyi dari serangan udara koalisi di Baghouz," kata Kolonel Sean Ryan, juru bicara koalisi, dikutip dari Reuters.
Baca: Hari-hari Terakhir ISIS, Pasukan Kurdi Mulai Serang Baghouz
Ryan mengatakan ISIS bersembunyi di bawah tanah sehingga sulit berapa jumlah mereka yang tersisa.
Baghouz adalah kantong terakhir ISIS. Kekuasaan ISIS semakin menyempit setelah kampanye militer koalisi dan pemerintah Suriah. Ribuan milisi ISIS akhirnya kabur ke Baghouz, desa di timur Suriah di tepi sungai Eufrat yang berbatasan dengan Irak.