TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan antara India – Pakistan pada Sabtu, 2 Maret 2019, mereda. Kondisi ini tercipta setelah Islamabad menyerahkan pilot jet tempur asal India yang ditahan negara itu di tengah-tengah ketegangan dua negara yang saling bertetangga.
Dikutip dari channelnewsasia.com, baku tembak antar kedua negara di garis kontrol atau LoC baru terjadi lagi beberapa jam setelah pilot Abhinandan Varthaman tiba di India dengan selamat pada Jumat, 1 Maret 2019. Pertempuran itu menewaskan empat orang dan tak berlangsung lama. Sepanjang malam, tidak terdengar lagi letupan senjata hingga Sabtu, 2 Maret 2019.
LoC adalah Kashmir, sebuah wilayah yang masih diperebutkan India – Paksitan.
Baca: Pilot Tempur India Akan Dibebaskan Lewat Perbatasan Wagah-Attari
Pesawat tempur India Mirage 2000.[New Indian Express]
Agresi militer antara India – Pakistan telah membuat negara-negara kekuatan dunia melongo, termasuk Cina dan Amerika Serikat yang menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri.
Baca: Menlu Pakistan: Perang dengan India Sama Saja Bunuh Diri Bersama
Agresi militer antara India – Pakistan dipicu oleh sebuah serangan bom mobil bunuh diri pada 14 Februari 2019 yang menewaskan 40 polisi India yang sedang berjaga di Kashmir. India menuding Pakistan telah menutup-nutupi Jaish-e-Mohammad, sebuah kelompok radikal yang diyakini New Delhi dalang dibalik serangan tersebut. Tudingan itu dibantah oleh Islamabad.
Pada Selasa, 26 Februari 2019, jet-jet tempur India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan atau tempat yang diyakini New Delhi sarangnya kamp-kamp militan garis keras. Islamabad lagi-lagi membantah kalau di negara itu terdapat kamp-kamp persembunyian para militan garis keras.
Agresi militer India dilakukan saat Perdana Menteri India, Narendra Modi hendak menghadapi pemilu yang diselenggarakan pada Mei 2019. Sejumlah pemimpin di Pakistan mengatakan saat ini keputusan ada di India untuk meredakan ketegangan.