TEMPO.CO, Hanoi – Belasan aktivis politik terkemuka Vietnam mengatakan polisi meningkatkan pengawasan, membatasi pergerakan hingga mencegah mereka meninggalkan rumah jelang pertemuan puncak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, di ibu kota Hanoi.
Baca:
Akhirnya, Trump dan Kim Jong Un Bertemu di Metropole Hotel
Hanoi menjadi tuan rumah pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim, yang sebelumnya berlangsung di Singapura pada Juni 2018. Pejabat Hanoi menyebut kota ini sebagai “kota perdamaian” karena menjadi tuan rumah pertemuan puncak tadi.
Nguyen Chi Tuyen, yang dikenal sebagai aktivis bernama Anh Chi, mengatakan petugas keamanan ditempatkan di depan rumahnya selama dua hari terakhir.
“Mereka mengikuti saya kemanapun saya pergi dan memperingatkan saya bahwa saya bisa ditahan jika melewati sungai menuju ke pusat kota,” kata Anh Chi kepada Reuters pada Rabu, 27 Februari 2019.
Baca:
Polisi mengatakan akan berjaga di depan rumahnya hingga 1 Maret 2019. Polisi juga melarangnya mengambil foto mereka. Soal ini, kementerian Luar Negeri Vietnam belum memberikan tanggapan.
Trump dan Kim bakal bertemu pada Rabu malam, 27 Februari 2019 di Metropole Hotel, yang bergaya kolonial Prancis. Ini menjadi pertemuan awal kedua pemimpin setelah mereka bertemu di Singapura pada Juni 2018.
Keduanya akan membahas kesepakatan denuklirisasi Semenanjung Korea Utara, pengakhiran Perang Kora, dan sanksi ekonomi terhadap Korea Utara secara lebih mendalam pada Kamis, 28 Februari 2019.
Baca:
Dao Thu Hue, seorang guru bahasa Cina di sebuah universitas di Hanoi mengatakan polisi mulai membatasi geraknya pada Selasa malam. Rumahnya kerap diblokir selama acara besar berlangsung di Hanoi. Kim dan Trump, masing-masing, tiba di Hanoi pada Selasa pagi dan malam.
“Kali ini lebih ketat dan sangat kentara. Mereka tidak mengatakan mengapa mereka memblokir rumah saya, hanya mengatakan ‘kami mengikuti perintah’,” kata Hue.
Seorang aktivis lainnya yang tinggal di Kota Vung Tau mengatakan seseorang telah mengunci pintu rumahnya dari luas dan mengelemnya. Beberapa aktivis lainnya membuat kompromi dengan petugas keamanan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, bertemu untuk kedua kalinya di Metropole Hotel pada Rabu malam, 27 Februari 2019. Straits Times
“Saya dijaga selama beberapa hari terakhir tapi masih ada ruang untuk negosiasi,” kata La Dung, yang merupakan aktivis politik. Dia membonceng seorang petugas keamanan setempat, yang membawanya ke sebuah lapangan tenis. “Mereka bilang bermain tenis Ok tapi hal lain tidak,” kata Dung sambil tertawa.
Sedangkan aktivis Mai Phuong Thao, yang dikenal sebagai Thao Teresa, mengatakan dia dilarang meninggalkan rumah sejak Senin, 25 Februari 2019.
Baca:
Polisi mengecek ke dalam rumahnya beberapa kali sehari untuk melihat apakah dia masih ada di dalam rumah atau mendengar suaranya. Namun, Thao mengatakan dia punya cara meninggalkan rumah tanpa diketahui polisi kapanpun dia mau.
Seorang aktivis bernama Mai Khoi mengunggah video dirinya di Twitter sambil mengacungkan jari tengah saat rombongan Trump lewat pada Selasa malam menuju hotel peristirahatan. Video itu tertulis judul,”Damai untukmu Trump.”
Terakhir kali Trump di Vietnam pada 2017, Khoi memegang poster dengan tulisan “Damai untukmu Trump.” Dia ditahan di rumahnya selama beberapa jam setelah melakukan protes itu.
Trump dan Kim, seperti dilansir CNN, bakal bertemu pada Rabu malam ini untuk memulai pertemuan puncak, yang akan berakhir besok pada 28 Februari 2019. Pertemuan malam ini akan berlangsung singkat dan diakhiri dengan makan malam bersama. Isu denuklirisasi, rudal balistik, Perang Korea, dan sanksi ekonomi Korea Utara menjadi topi yang bakal dibahas keduanya.