TEMPO.CO, Islamabad – Menteri Informasi Pakistan, Fawad Chaudhry mengatakan pemerintah telah melarang pemutaran film Bollywood pasca serangan jet tempur India ke Kota Balakot pada Selasa kemarin.
Baca:
India menyerang lokasi yang disebut sebagai kamp pelatihan milisi Jaish-e-Mohammed, yang berbasis di perbukitan Kota Balakot. Milisi ini mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri dua pekan lalu terhadap pasukan paramiliter India di wilayah konflik Kashmir, yang menewaskan sekitar 40 tentara.
“Cinema Exhibitors Association telah memboikot konten India. Tidak ada film India yang akan diputar di Pakistan. Juga telah menginstruksikan untuk tindakan terhadap iklan buatan India #PakistanTayarHai,” cuit Chaudhry lewat akun @tawadchaudhry.
Baca:
Media India Times melansir Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, menyebut serangan udara jet tempur India sebagai pelanggaran terhadap garis kontrol atau line of control, yang disepakati kedua negara. Pakistan menyebut aksi militer India sebagai agresi berbahaya. “Kami memiliki hak untuk retaliasi dan membela diri,” kata Qureshi.
Soal serangan jet tempur itu, diplomat senior India, Vijay Gokhale, mengatakan serangan dilakukan karena Pakistan tidak mengambil tindakan langsung terhadap teroris yang bersembunyi dan berlatih di kamp itu.
Cinema Exhibitors Association has boycotted Indian content, no Indian Movie ll be released in Pakistan. Also have instructed PEMRA to act against Made in India Advertisements. #PakistanTayarHai https://t.co/9BPo6LIsVB
— Ch Fawad Hussain (@fawadchaudhry) February 26, 2019
Baca:
“Keberadaan fasilitas pelatihan berukuran besar itu, yang mampu melatih ratusan pelaku jihad, tidak dapat beroperasi tanpa sepengetahuan otoritas Pakistan,” kata dia.
Baca:
PM Pakistan Imran Khan mengatakan siap melakukan investigasi dan tindakan pasca serangan bom bunuh diri di Kahsmir dengan meminta bukti dari pemeirntah India. Namun, India menampik permintaan ini dengan alasan pelaku serangan sudah jelas.