TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan akan segera menandatangani kesepakatan dengan Presiden Xi Jinping untuk mengakhiri perang dagang AS-Cina pada pekan ini.
Mengutip kemajuan dalam pembicaraan antara kedua negara, Trump mengatakan ia akan menunda rencana kenaikan tarif 25 persen dari 10 persen pada impor Cina senilai US$ 200 miliar (Rp 2.800 triliun), dikutip dari Reuters, 27 Februari 2019.
Baca: Perang Dagang, Amerika Serikat - Cina Memulai Perundingan
Surplus perdagangan Cina dengan Amerika Serikat, yang menjadi pusat perselisihan keduanya, naik menjadi US$ 323,32 miliar (Rp 4.535 triliun) tahun lalu, rekor tertinggi sejak 2006.
Tarif impor rata-rata Cina sebesar 3,5 persen adalah yang tertinggi di antara negara-negara industri teratas, menurut data dari Bank Dunia, meskipun tingkat tarifnya telah turun tajam selama 20 tahun terakhir.
Presiden Cina Xi Jinping saat acara makan siang bersama dengan Presiden Donald Trump setelah pertemuan KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, 1 Desember 2018. REUTERS/Kevin Lamarque
Trump dan Xi mengumumkan gencatan senjata perang dagang selama 90 hari tahun lalu, untuk memberikan waktu negosiasi. Tetapi ancaman kenaikan tarif AS datang tepat ketika Cina berusaha menyokong ekonominya yang mengalami perlambatan, sehingga menawarkan tuntutan yang lebih lunak kepada Trump.
Baca: Kapan Perang Dagang AS-Cina Berakhir? JK: Tergantung Twitter Trump
Para juru runding kedua kubu berusaha untuk mengatasi perbedaan atas perlakuan Cina terhadap perusahaan milik negara, subsidi, transfer teknologi paksa dan pencurian siber.
Kedua belah pihak rencananya akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk tindakan yang akan diambil oleh Cina mengenai berbagai isu mulai dari reformasi struktural hingga kebijakan perdagangan dan ekonomi.
Kedua belah pihak sedang menyusun Nota Kesepahaman tentang pencurian siber, hak kekayaan intelektual, jasa, pertanian dan hambatan non-tarif untuk perdagangan, termasuk subsidi.
Baca: Donald Trump: Negosiasi Perang Dagang dengan Cina Berjalan Baik
Pejabat pemerintahan Trump telah menunjuk subsidi industri Cina, berbagai peraturan, prosedur perizinan bisnis, ulasan standar produk, dan praktik lainnya sebagai hambatan non-tarif untuk berdagang guna mengkahiri perang dagang.