TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR AS Nancy Pelosi akan mendukung resolusi yang membatalkan darurat nasional yang diumumkan Donald Trump, untuk mendanai pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.
Setelah menyatakan darurat nasional, Gedung Putih akan mengalihkan anggaran federal untuk tembok, namun sejauh ini sudah digugat oleh beberapa pihak, termasuk 16 negara bagian.
Baca: 16 Negara Bagian Gugat Donald Trump, Menentang Darurat Nasional
"Saya menyurati seluruh anggota Kongres untuk mendukung resolusi yang diajukan anggota Kongres Joaquin Castro..untuk membatalkan darurat nasional melalui prosedur sesuai ketentuan UU Darurat Nasional," tulis surat Nancy Pelosi kepada rekan-rekannya, seperti dikutip dari CNN, 22 Februari 2019.
"Seluruh anggota telah disumpah jabatan untuk mendukung dan menjaga konstitusi. Keputusan Presiden yang keluar dari ikatan hukum, berupaya untuk mendapat sesuatu yang gagal ia peroleh melalui proses legislasi dan melanggar konstitusi, serta mesti dibatalkan. Kita memiliki tanggung jawab penuh untuk menjaga konstitusi, dan menjaga sistem check and balance melawan pelanggaran presiden," tambah Pelosi.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpidato State of the Union di hadapan sesi gabungan Kongres pada Selasa, 5 Februari 2019. Ketua Fraksi Partai Drmokrat, Nancy Pelosi, duduk di belakang Trump memperhatikan. Reuters
DPR memiliki waktu hingga Kamis pukul 3 sore waktu setempat, untuk menandatangani resolusi, yang akan diperkenalkan pada Jumat, tulis Pelosi.
DPR akan bergerak cepat di bawah Undang-Undang Keadaan Darurat Nasional untuk meloloskan resolusi sebelum mengirimnya ke Senat.
Baca: Trump Umumkan Darurat Nasional, Demokrat Sebut Inkonstitusional
Donald Trump mengumumkan keadaan darurat nasional pada Jumat pekan lalu setelah ia menandatangani RUU anggaran belanja yang akan membuat pemerintah tetap terbuka dan menyediakan US$ 1,375 miliar (Rp 19,3 triliun) untuk tembok perbatasan, angka yang bahkan kurang dari setengah dari yang dituntut Trump.
Namun, langkah Nancy Pelosi membatalkan darurat nasional tidak akan berjalan mulus, mengingat Senat dikuasai oleh Republik yang merupakan rekan-rekan Trump.