Pejabat Prancis dan Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik memperkirakan bahwa 800-1.500 warga Prancis bergabung dengan ISIS. Pejabat Prancis memperkirakan bahwa sekitar 300 telah terbunuh dan 300 lainnya telah kembali ke Prancis.
Dari mereka yang tetap di Suriah dan Irak, diplomat dan pejabat militer mengatakan dua minggu lalu bahwa pasukan pimpinan Kurdi menahan sekitar 150 warga Prancis di timur laut Suriah. Diperkirakan 100 warga Prancis diyakini tertinggal di kantong terakhir ISIS, meskipun tidak jelas apakah angka tersebut termasuk keluarga dan anak-anak. Sebanyak 150 pejuang dan anak-anak Prancis lainnya berada di Idlib, kata pejabat Prancis.
JERMAN
Menurut pihak berwenang Jerman, sekitar 1.050 orang dari Jerman telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak sejak 2013, sekitar sepertiga dari mereka telah kembali.
Sekitar 270 perempuan dan anak-anak dari Jerman sekarang berada di Suriah dan Irak. Sekitar 75 persen anak-anak berusia di bawah tiga tahun dan diyakini telah lahir di zona konflik.
Kementerian Dalam Negeri memperkirakan jumlah orang Jerman dalam tahanan pasukan pimpinan Kurdi di Suriah utara sekitar puluhan orang.
Baca: Eropa Tolak Permintaan Trump Terima Kembali Anggota ISIS
BELANDA
Badan intelijen Belanda AIVD mengatakan sekitar 315 orang meninggalkan Belanda ke Suriah atau Irak dengan niat bergabung dengan militan, sekitar dua pertiga dari mereka pria dan sepertiga perempuan.
Sekitar 55 diyakini telah kembali, 85 diyakini telah meninggal, 135 masih di daerah konflik dan 40 di negara ketiga atau dalam tahanan di wilayah tersebut.
Sumber mengatakan kepada Reuters tahun lalu bahwa sebanyak 175 anak-anak dengan hak kewarganegaraan Belanda diyakini berada di zona konflik.
SWISS
Dalam laporan tahunan 2018, dinas intelijen Swiss mengidentifikasi 93 kasus warganya yang telah meninggalkan negara itu menuju zona perang, termasuk 79 yang pergi ke Suriah atau Irak. Lusinan dari mereka yang bergabung ISIS telah meninggal dan 16 telah kembali ke negara Eropa tersebut.