TEMPO.CO, Caracas – Pemerintahan Venezuela pimpinan Presiden Nicolas Maduro bakal menggelar konser musik tandingan untuk menyaingi konser musik kemanusiaan besutan miliarder asal Inggris, Richard Branson di Cucuta, Kolombia.
Baca:
Pentolan Band Pink Floyd Dukung Maduro, Kecam Konser Musik
Menteri Informasi Venezuela, Jorge Rodriguez, mengatakan konser musik ini bakal digelar di sisi perbatasan Venezuela dan berlangsung dua hari yaitu Jumat dan Sabtu pada pekan ini. Sedangkan konser musik di Cucuta berlangsung satu hari pada Jumat pekan ini.
“Ada 20.000 kotak bantuan makanan bersubsidi juga akan dibagikan kepada warga di daerah miskin di Cucuta,” kata Rodriguez seperti dilansir CNBC pada Selasa, 19 Februari 2019 waktu setempat.
Baca:
Maduro membenarkan adanya konser tandingan ini dengan mencuit ulang sejumlah berita soal ini di akun Twitter miliknya. Sedangkan tokoh oposisi Juan Guaido menyebut konser oleh rezim Maduro sebagai upaya putus asa untuk mempertahankan kekuasaan.
Pernyataan pemerintah Venezuela ini muncul beberapa hari setelah miliarder Richard Branson, yang juga pendiri Virgin Group, mengumumkan rencana konser musik “Venezuela Aid Live”, yang akan disiarkan ke seluruh dunia lewat berbagai media termasuk media sosial.
Baca:
Konser besutan Branson ini digelar untuk menggalang dana sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1.4 triliun dan akan digunakan untuk membeli bantuan makanan dan obat-obatan bagi warga Venezuela yang sedang kesulitan ekonomi.
Maduro responde a Trump después de que le llamara "títere cubano" pic.twitter.com/PwwxzMqIzS
— RT en Español (@ActualidadRT) February 19, 2019
Reuters melansir pemerintah Venezuela menolak berbagai bantuan kemanusiaan dari Barat seperti AS, yang dikumpulkan di daerah Cucuta, Kolombia. Militer Venezuela memblokir jalan lintas perbatasan kedua negara dan menaruh pasukan untuk menjaga agar tidak ada bantuan yang masuk. Dia juga menanggapi tudingan Trump, yang menyebutnya sebagai boneka Kuba.
Baca:
Menurut Branson, dunia internasional harus menerobos kebuntuan ini dan mengakhiri krisis ekonomi yang diciptakan oleh rezim Maduro, yang baru saja terpilih untuk kedua kali pada pemilu 2018. Negara Barat dan oposisi menyebut pemilu itu penuh kecurangan.