TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Parlemen Malaysia bakal membuka pusat layanan anak untuk membantu anggota parlemen dan staf perempuan yang kerap bertugas hingga malam.
Baca:
Rencana ini diumumkan Ketua Dewan Rakyat, Mohamad Ariff Yusof pada Senin, 18 Februari 2019.
Langkah ini bagian dari kebijakan pemerintah untuk mendorong perempan melakukan aktivitas lebih banyak di dunia politik, perumusan kebijakan dan angkatan kerja.
Pusat layanan ini akan mulai beroperasi pada 2019. “Kita telah menemukan lokasi sebagai tempatnya dan akan segera direnovasi,” kata Yusof seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 18 Februari 2019.
Baca:
Deputi Pengembangan Komunitas, Keluarga dan Perempuan Dewan Rakyat, Hannah Yeoh, mengatakan pusat layanan ini juga bisa digunakan oleh awak media yang masih memiliki anak kecil dan harus bertugas hingga malam saat Dewan bersidang.
“Jika kami bersidang hingga pukul 10 malam, tantangannya menjadi sama bagi para awak media yang harus bekerja di luar jam kantor,” kata dia.
Yeoh melanjutkan,”Jika saya berjuang untuk mengurus anak, maka Anda juga sama. Jadi kita mulai dari parlemen. Harus dimulai dari sini,” kata Yeoh.
Baca:
Rencana pembukaan pusat layanan anak ini akan dilanjutkan di sekitar 500 kantor pemerintahan di seluruh negeri. Selama ini ada dua isu yang membuat pendirian pusat layanan anak ini terkesan lamban yaitu dana dan tempat.
“Jadi kami melakukan audit untuk mencari solusi soal ini di setiap kantor lembaga pemerintah,” kata Yeoh. Selama ini, pemerintah memiliki dana dan lokasi untuk kegiatan pertemuan dan konferensi tapi uniknya tidak ada dana untuk membuka pusat layanan anak. “Ini tidak benar,” kata dia.
Baca:
Saat ini, Malaysia memiliki 34 anggota parlemen perempuan dari total 222 orang. Dan 13 senator perempuan dari 67 senator di Dewan Negara. Menurut Yeoh, pemerintah perlu membangun sistem pendukung (support system) agar perempuan bisa berpartisipasi lebih banyak di politik dan angkatan kerja.
Pemerintah Malaysia telah mengumkan akan membuka pusat layanan anak di semua kantor departemen yang dikelolanya. Seperti dilansir Malaysia Kini, Wan Azizah Wan Ismail menjadi perempuan pertama di Malaysia yang menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri. Dia juga mengurusi portofolio pemberdayaan perempuan dan keluarga di kabinet PM Mahathir Mohamad.