TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Demokratik Suriah atau SDF menyebut kelompok radikal Islamic State atau ISIS kini hanya menguasai wilayah seluas 700 meter persegi. SDF yang didukung oleh militer Amerika Serikat pada akhir pekan lalu meluncurkan serangan intensif ke kantung pertahanan ISIS terakhir di kota Baghouz Al-Fawqani, wilayah timur Suriah.
Chia Kobani, Kepala operasi SDF mengatakan pihaknya telah memperlambat pergerakan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil. SDF saat ini juga bertindak sangat berhati-hati untuk dalam upaya membebaskan tahanan yang disandera oleh ISIS. Dalam beberapa hari terakhir, mereka telah membebaskan 10 orang yang ditahan ISIS.
"Beberapa pihak mungkin terkejut mengapa kota Baghouz masih belum dikuasai militer Suriah. Pertempuran telah berhenti dan area itu masih dalam jangkauan kami. Kami bergerak sangat hati-hati karena ada ribuan warga sipil yang dijadikan umpan oleh ISIS," kata Kobani, seperti dikutip dari edition.cnn.com, Minggu, 17 Februari 2019.
Baca:Pebisnis Suriah Berencana Bangun Pabrik di Indonesia
Abu Nimr bersama 15 orang lainnya tetap bertahan di kamp Yarmouk Palestina, Damaskus, Suriah, Rabu, 10 Oktober 2018. Kekerasan perang itu telah mengubah lingkungannya menjadi kota hantu dengan gedung-gedung rusak dan kawasan ranjau darat. REUTERS/Omar Sanadiki
Baca: 4 Pemain Dalam Konflik Suriah dan Posisinya
Menurut Kobani, dalam beberapa hari ke depan pihaknya yakin bisa menyebarkan kabar baik pada dunia bahwa militer Suriah telah menumpas militan ISIS. Pada Jumat, 15 Februari 2019, wilayah yang masih dikuasai ISIS di Suriah semakin menyempit atau wilayah yang tak lebih luas dari Great Britain di Inggris yang dihuni oleh sekitar 10 juta jiwa.
SDF berkomitmen bukan hanya akan menyingkirkan militan-militan ISIS dari wilayah daratan Suriah, tetapi juga menumpas ISIS hingga ke akar-akarnya demi mengamankan kawasan dan hidup masyarakat Suriah.