TEMPO.CO, Jakarta - Yang Jiechi, diplomat senior Cina mendesak para pemimpin Eropa agar mengabaikan seruan Washington yang meminta melarang pembangunan jaringan infrastruktur 5G huawei di negara mereka. Jiechi juga menolak tuduhan jika Huawei kemungkinan bisa mengumpulkan data dan melaporkannya ke Beijing.
"Eropa harus tahu dengan baik apa jalan paling bijak bagi mereka untuk maju. Di revolusi industri ke empat ini, kita semua harusnya bekerja sama dan undang-undang Cina tidak meminta perusahaan-perusahaan untuk mengunduh jalan belakang atau mengumpulkan data intelijen," kata Jiechi, seperti dikutip dari aljazeera.com, Minggu, 17 Februari 2019.
Pernyataan Jiechi itu disampaikan setelah mencuatnya kasus Direktur Keuangan Huawei ditahan atas tuduhan telah melakukan penipuan dan pencurian. Huawei yang bermarkas di Cina menolak tuduhan tersebut.
Baca:Penuh Kontroversi, Ini 3 Hal Mengenai Huawei
Model menunjukan Huawei Y7 Pro 2019. TEMPO/Khory
Baca: Dalam 8 Tahun, Penjualan Smartphone Huawei Meningkat 66 Kali
Huawei adalah salah satu produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Perusahaan ini telah menjadi subjek pengawasan yang sangat ketat dari barat terkait hubungan mereka dengan pemerintah Cina.
Pada Jumat, 15 Februari 2019, Badan Intelijen Inggris menyerukan agar dilakukan sebuah pembicaraan di Inggris terkait kemungkinan melarang akses Huawei di pasar 5G negara itu. Sebelumnya pada Desember 2019, BT Group, sebuah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terbesar di Inggris mengatakan telah mencopot peralatan buatan Huawei dari inti operasional di 3G dan 4G serta tidak akan menggunakan komponen buatan Huawei dalam teknologi 5G.