TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya layak menerima penghargaan Nobel Perdamaian atas karyanya untuk Korea Utara dan Suriah.
Namun dia mengeluh karena kemungkinan dia tidak akan pernah mendapat penghargaan itu.
Baca: Donald Trump Diunggulkan Meraih Nobel Perdamaian
Trump kemudian menyinggung mantan presiden Barack Obama, musuh politiknya, memenangkan Nobel Perdamaian pada tahun 2009, hanya beberapa bulan menjabat sebagai presiden AS.
"Mereka memberikanya ke Obama. Dia bahkan tidak tahu untuk apa dia menerimanya. Dia ada di sana hanya sekitar 15 menit dan dia meraih penghargaan Nobel. Oh, untuk apa saya mendapatkannya? Saya, saya mungkin tidak akan pernah mendapatkannya," kata Trump dalam konferensi pers di Rose Garden seperti dilansir dari Reuters, Sabtu, 16 Februari 2019.
Baca: KTT Antar-Korea Sukses, Trump Dijagokan Dapat Nobel Perdamaian
Trump mengklaim dia menyelamatkan 3 juta orang yang tinggal di wilayah yang dikuasai pemberontak, Idlib, Suriah, setelah dia memperingatkan pemerintah Rusia, Iran dan Suriah agar tidak merancang penyerangan.
"Tak seorang membicarakan itu," kata Trump.
Mengenai upayanya menghapus ketegangan di Semenanjung Korea dan membuka pembicaraan dengan Korea Utara, presiden Trump mengklaim Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mencalonkan dirinya untuk mendapat Nobel Perdamaian.
Baca: 5 Pemenang Nobel Perdamaian Paling Kontroversi Sepanjang Masa
"Anda tahu kenapa? Karena dia punya roket kapal da dia punya rudal terbang ke Jepang. Sekarang, segalanya seketika, mereka merasa baik. Mereka merasa aman. Saya melakukan itu," ujar Trump.
Pemerintahan Obama, menurut Trump, tidak dapat melakukannya.
Menurut laporan Japan Times, pemerintah Jepang tidak memberikan tanggapan segera atas klaim Trump.
Gedung Putih juga tidak segera memberikan tanggapan atas pernyataan Trump bahwa dirinya layak menerima Nobel Perdamaian.