TEMPO.CO, Caracas – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan utusan khusus Amerika Serikat untuk Venezuela, Elliot Abrams, bertemu Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, secara rahasia pada pekan ini.
Baca: Amerika Lobi Militer Venezuela agar Membelot dari Maduro
Keduanya bertemu dua kali di New York selama beberapa jam. Arreaza mengundang Abrams untuk datang ke Venezuela secara privat, publik ataupun rahasia. Pertemuan ini berlangsung atas permintaan pejabat Amerika.
Maduro, mengatakan ini dalam wawancara dengan AP yang dikutip Reuters pada Jumat, 15 Februari 2019.
“Jika dia mau bertemu, katakan saja kepada saya kapan, dimana dan bagaimana dan saya akan datang,” kata Maduro dalam wawancara itu.
Baca Juga:
Baca: Nicolas Maduro Siagakan Marinir dan Komando AL untuk Perang
Pertemuan terbaru Arreaza dan Abrams terjadi pada Senin pada pekan ini, menurut pejabat senior Venezuela.
Menurut Sputnik News, pertemuan pertama berlangsung dengan nada bermusuhan. Abrams disebut mengancam Venezuela dengan pengerahan pasukan militer AS. Abrams juga menyalahkan Venezuela yang bersekutu dengan Kuba dan Rusia.
Sedangkan pertemuan kedua, yang berlangsung empat hari kemudian, berlangsung dalam suasana lebih tenang. Abrams disebut berkukuh sanksi AS akan membuat Maduro turun dari jabatan meskipun mendapat dukungan militer.
Baca: Donald Trump Pertimbangkan Militer AS untuk Serang Venezuela
Pada 7 Februari 2019, Abrams mengatakan waktu untuk dialog dengan Maduro telah lama lewat kecuali untuk menegosiasikan soal mundur.
Pertemuan ini menjadi kabar terbaru terkait konflik terbuka AS dan Venezuela. AS mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido, yang juga Presiden Majelis Nasional. Ini merupakan parlemen di Venezuela.
Guaido mendeklarasikan diri sebagai Presiden interim dan meminta Maduro untuk mundur. Dia mendapat dukungan Uni Eropa, dan mayoritas negara di Amerika Latin.
Juan Guaido.[REUTERS/Carlos Garcia Rawlins]
Sedangkan Maduro menilai Amerika Serikat mencoba melakukan kudeta di Venezuela dengan menggunakan politisi boneka bernama Guaido. Maduro mendapat dukungan dari Kuba, Meksiko, Rusia, Cina, dan Turki.
Baca:
Saat ditanya soal pertemuan Abrams dan Arreaza ini, pejabat di kementerian Luar Negeri AS mengatakan,”Tidak mengejutkan pejabat kemenlu bertukar pendapat dengan pejabat negara lain, terutama saat kita melanjutkan langkah untuk memastikan keamanan dan keselamatan personil kedutaan.”
Seorang pejabat senior di pemerintahan Trump mengatakan,”AS bersedia bertemu dengan bekas pejabat Venezuela termasuk Maduro, untuk mendiskusi cara mundur.”
Sebelum ini, Presiden AS, Donald Trump mengaku jika Maduro mencoba menjalin komunikasi namun dia menolaknya. Soal ini, Maduro mengatakan penolakan terjadi karena Trump dipengaruhi penasehat keamanan nasional John Bolton.