TEMPO.CO, Caracas – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengecam pertemuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Kolombia, Ivan Duque, yang membahas krisis di negaranya.
Baca:
“Itu adalah pesta kebencian terhadap Venezuela. Hari ini Presiden AS mengancam akan melanjutkan rencana invasi militer terhadap Venezuela. Saya meminta semua orang di dunia mengekspresikan solidaritasnya (dengan Caracas),” kata Maduro dalam pernyataan di jejaring sosial video Periscope seperti dilansir Sputnik News pada Kamis, 14 Februari 2019.
Maduro, yang berkuasa sejak 2013 dan kembali terpilih untuk periode kedua pada 2018, mengatakan akan melanjutkan kampanye pengumpulan tanda tangan menolak intervensi militer AS di Venezuela.
Baca:
Saat ini, otoritas Venezuela berusaha mengumpulkan 10 juta tanda tangan yang disertakan dalam surat untuk meminta Trump menghentikan rencana intervensinya. Maduro juga meminta masyarakat untuk ikut menandatangani surat itu.
Trump beberapa kali mengatakan semua opsi terbuka dalam menyelesaikan masalah di Venezuela termasuk invasi militer. Trump mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido, yang juga didukung Uni Eropa dan mayoritas negara-negara di Amerika Latin. Sedangkan Maduro didukung Rusia, Cina, Meksiko, Turki, dan Kuba.
Baca:
Maduro mengecam Trump, yang ditudingnya lebih sibuk mengurusi Venezuela dibandingkan masuknya narkoba seperti kokain dari Kolombia ke AS.
“Trump diam saja soal kokain. Kapan produksi kokain dan penyelundupan narkoba dari Kolombia ke AS dan Eropa akan berhenti, Ivan Duque? Kapan? Bukannya bicara soal meningkatnya kemiskinan dan perang di Kolombia, pembunuhan bermotif politik, dan negara yang gagal (di Kolombia), mereka bicara soal Venezuela,” kata Maduro.
Pemimpin sosialis berusia 56 tahun ini melanjutkan Venezuela memiliki hak-hak moral dan konstitusi dan akan membuat semua orang menghormatinya.
Baca:
Trump dan Duque menggelar pembicaraan bilateral di Gedung Putih pada Rabu, 13 Februari 2019. Seusai pertemuan, keduanya mengeluarkan pernyataan bahwa Washington dan Bogota bertekad bekerja sama menyelesaikan krisis politik di Venezuela dan menyediakan bantuan kemanusiaan bagi negara Amerika Latin itu.
Nicolas Maduro (kiri), Donald Trump (tengah), Juan Guaido (kanan)
Kolombia dan Venezuela bertetangga dan memiliki jalur lalu lintas tiga jalur yang menghubungkan kedua negara. AS menaruh sebagian bantuan kemanusiaa, seperti dilansir Reuters, di daerah Cucuta, Kolombia, yang berbatasan langsung dengan Venezuela. Namun, Maduro memerintahkan militer memblokade jalur ini dengan mobil tanker dan kontainer sehingga bantuan tidak bisa dikirim masuk.
Pada Senin pekan ini, kepala Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Christoph Harnisch, mengatakan organisasi ini tidak akan terlibat dalam pengiriman bantuan AS ke Venezuela karena dinilai itu bukan sebagai bantuan kemanusiaan. Tokoh oposisi Juan Guaido, yang telah menyatakan diri sebagai Presiden interim Venezuela, meminta militer membuka akses bagi bantuan kemanusiaan dari AS karena banyak warga yang membutuhkan.