TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku tidak senang dengan kesepakatan yang dibuat juru runding kongres dari Partai Republik dan Partai Demokrat mengenai keamanan perbatasan.
Baca:
Namun, Trump, yang berkukuh meminta dana sebanyak US$5.7 miliar atau sekitar Rp80 triliun untuk pembangunan tembok sepanjang 215 mil atau sekitar 346 kilometer pada 2019 ini, belum mengatakan menolak kesepakatan itu karena adanya desakan dari politikus Partai Republik.
Trump sempat berkeras meminta pendanaan penuh, yang ditolak Partai Demokrat, lalu menutup pemerintahan AS selama 35 hari. Ini merupakan penutupan terlama dalam sejarah AS.
Baca:
“Saya harus mempelajari itu. Saya tidak senang,” kata Trump kepada media di Gedung Putih mengenai kesepakatan yang dibuat pada Senin malam waktu setempat seperti dilansir Reuters pada Senin, 12 Februari 2019.
Kesepakatan yang tercapai di kongres antara Partai Demokrat dan Partai Republik adalah alokasi pendanaan sekitar US$1.35 miliar atau sekitar Rp19 triliun. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan permintaan Trump di atas.
Trump sebelumnya mengancam jika permintaan dana yang diajukannya ke kongres tidak disetujui Partai Demokrat, maka dia akan menutup lagi pemerintahan pada pekan ini.
Baca:
Soal ini, Trump mengindikasikan dia tidak akan mengulangi langkah itu setelah jajak pendapat menunjukkan mayoritas masyarakat AS menyalahkannya atas penutupan pemerintahan.
Namun, Trump berkukuh akan mencari jalan sehingga tidak memerlukan persetujuan kongres untuk membangun tembok perbatasan. Dia selama ini berlasan pembangunan tembok perbatasan diperlukan untuk mencegal ilegal imigran masuk dan meningkatkan kriminalitas.
Lewat cuitan di Twitter, Trump mengaku telah mendapat penjelasan dari Senator Partai Republik, Richard Shelby, dan sedang mempelajarinya.
Was just presented the concept and parameters of the Border Security Deal by hard working Senator Richard Shelby. Looking over all aspects knowing that this will be hooked up with lots of money from other sources....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 12, 2019
....Will be getting almost $23 BILLION for Border Security. Regardless of Wall money, it is being built as we speak!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 12, 2019
Trump mengulangi sikap kerasnya bahwa jika kongres tidak menyediakan dana, dia akan tetap melanjutkan pembangunan tembok. “Di luar soal dana tembok, saat ini tembok sedang dibangun saat kita bicara,” kata Trump.
Baca:
Pejabat Gedung Putih dikabarkan berusaha mengalihkan dana dari program lain untuk pembangunan tembok. Seorang pejabat mengatakan Trump kemungkinan bakal membutuhkan persetujuan Demokrat di DPR jika mau melakukan itu.
Soal ini, anggota kongres dan pemimpin Partai Republik di senat, Mitch McConnel, terlihat tidak mendukung langkah Trump untuk melakukan penutupan pemerintahan karena mendapat kritik keras dari masyarakat AS. “Saya harap dia akan menandatanganinya,” kata McConnel soal kesepakatan yang dibuat kongres dan hanya menyetujui sedikit pendanaan untuk tembok.
Namun, mayoritas anggota Partai Republik disebut merasa kalah dengan kesepakatan itu. “Mayoritas anggota konservatif merasa hatinya terbakar hari ini,” kata Mark Meadows, anggota Partai Republik kepada Fox News.
“Saya bisa katakan kepada Anda bahwa anggota Partai Demokrat berjalan-jalan di Gedung Capitol Hill dengan senyum di wajahnya hari ini, bukan anggota Partai Republik.”
Negosiator dari Partai Republik, seperti dilansir CNBC, adalah Senator Richard Shelby dari Alabama dan anggota DPR Kay Granger dari Texas menyepakati dana kecil untuk pembangunan tembok itu.
Saat kesepakatan sedang dibuat, Trump sedang berada di El Paso untuk berkampanye soal pentingnya pembangunan tembok perbatasan. Anggota DPR Tom Cole dari Oklahoma mengakui jumlah dana itu kecil dibandingkan rencana besar Trump, yang diumumkan sejak 2016 saat kampanye pilpres. Saat itu, Trump mengatakan akan membangun tembok di perbatasan sepanjang 2000 mil atau sekitar 5000 kilometer.