TEMPO.CO, Jakarta - Sistem finansial yang menyokong ekonomi Venezuela selama beberapa tahun bukanlah dari pasar saham atau sistem moneter semacamnya, tetapi melalui sistem penambangan emas primitif di selatan.
Akibat krisis negara yang berkepanjangan, sekitar 300.000 orang membantu perekonomian Venezuela dengan menambang emas.
Dengan palu dan sekop, para penambang liar telah membantu rezim Nicolas Maduro untuk memperoleh cadangan emas negara.
Menurut laporan Reuters, 13 Februari 2019, sejak 2016 pemerintahan Maduro telah membeli 17 ton emas bernilai US$ 650 juta (Rp 9,1 triliun) dari para penambang liar, ungkap data bank pusat Venezuela.
Baca: Pemerintahan Maduro Gunakan Cadangan Emas untuk Bertahan
Dikarenakan uang kertas Venezuela yang hampir tidak bernilai, emas digunakan untuk membeli impor yang sangat dibutuhkan seperti produk makanan dan kebersihan. Perdagangan emas ini merupakan nilai tukar di pasar internasional. Meski demikian, Amerika Serikat menggunakan sanksi dan intimidasi dalam upaya untuk menghentikan Maduro menggunakan emas negaranya.
Pemerintahan Trump menekan Inggris untuk tidak melepaskan US$ 1,2 miliar (Rp 16,8 triliun) cadangan emas yang disimpan Venezuela di Bank of England. Para pejabat AS baru-baru ini mengecam sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Abu Dhabi karena membeli emas Venezuela, dan telah memperingatkan pembeli asing potensial lainnya untuk mundur.
Seorang lelaki melelehkan emas di bengkelnya di Puerto Ordaz, Venezuela, 7 Agustus 2018. [REUTERS / William Urdaneta]
Emas Venezuela ini berasal dari tambang hutan menuju bank sentral di ibu kota Caracas ke kilang emas dan pengekspor makanan di luar negeri.
Reuters mewawancarai 30 orang dengan pengetahuan perdagangan emas ini. Mereka termasuk penambang, perantara, pedagang, peneliti akademis, diplomat dan pejabat pemerintah. Hampir semua meminta anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum, atau karena mereka takut akan pembalasan dari otoritas Venezuela atau AS.
Sanksi AS telah memukul industri minyak negara dan melumpuhkan kemampuannya untuk meminjam. Sektor pertambangan formal telah dihancurkan oleh nasionalisasi. Jadi Maduro telah melepaskan para pencari kerja lepas untuk mengekstraksi kekayaan mineral negara tanpa peraturan atau investasi negara.
Baca: Amerika Larang Beli Emas Venezuela, Doakan Maduro Pensiun
Revolusi Bolivarian sekarang banyak bersandar pada buruh kasar seperti Jose Aular, seorang remaja yang mengatakan dia telah terjangkit malaria lima kali di tambang liar dekat perbatasan Venezuela dengan Brasil. Aular bekerja 12 jam setiap hari menyeret karung ke pabrik kecil yang menggunakan merkuri beracun untuk mengekstraksi flek logam mulia. Kecelakaan pertambangan sering terjadi dalam operasi yang bobrok ini, kata para pekerja. Begitu juga penembakan dan perampokan.
Maduro juga menerima bantuan penting dari Presiden Turki Tayyip Erdogan, sesama orang kuat yang juga berdebat dengan pemerintahan Trump.