TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wali Kota New York City Michael Bloomberg mengatakan ia akan memutuskan apakah akan mencalonkan diri sebagai presiden AS pada akhir bulan Februari.
Pengusaha 76 tahun, salah satu orang terkaya di dunia, telah secara terbuka merenungkan tawaran Gedung Putih dari Demokrat sejak akhir tahun lalu. Dalam sebuah wawancara dengan, Bloomberg mengatakan dia memiliki "tiga minggu lagi" untuk membuat keputusannya sejalan dengan rencananya untuk mengumumkan niatnya sebelum akhir Februari, seperti dikutip dari Business Insider, 10 Februari 2019.
Baca: Konglomerat Michael Bloomberg Donasi Rp 26 Triliun untuk Kampus
Dia juga menolak laporan baru-baru ini yang menunjukkan bahwa dia kemungkinan tidak akan mencalonkan diri jika mantan Wakil Presiden Joe Biden mengikuti kandidasi.
"Keputusan saya tidak bergantung pada apa yang akan dilakukan orang lain," kata Bloomberg. "Keputusan saya tergantung pada apakah saya pikir saya bisa membuat perbedaan atau tidak."
Keputusan Bloomberg datang ketika segelintir tokoh Demokrat terkemuka mempertimbangkan untuk maju pilpres 2020. Biden dan mantan anggota Kongres Texas Beto O'Rourke, yang awal pekan ini mengatakan dia akan mengumumkan keputusannya "segera" adalah calon yang paling menonjol.
Baca: Michael Bloomberg Sebut Kepresidenan Donald Trump Sudah Tamat
Jika maju, Bloomberg akan membawa sumber daya yang hampir tak terbatas dan pendekatan pemerintahan pragmatis ke lapangan. Mantan anggota Partai Republik ini sangat menonjol untuk pendekatan pemerintahan yang jelas lebih pragmatis daripada beberapa pesaing Demokrat awal 2020, yang lebih selaras dengan sayap kiri partai.
Walikota New York Michael R. Bloomberg. opinion-maker.org
Bloomberg telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk mempromosikan prioritas liberal pada perubahan iklim, pengendalian senjata, dan imigrasi, termasuk lebih dari US$ 100 juta atau Rp 1,3 triliun untuk membantu Demokrat dalam pemilu sela 2018.
Dia mengkonfirmasi pada Jumat bahwa dia "akan memisahkan diri" dari yayasan dan bisnis pribadinya jika dia meluncurkan kampanye presiden, seperti yang dia lakukan sebagai wali kota New York City.
Baca: 5 Hal Mengenai Michael Bloomberg, Donatur Kampus Rp 26 Triliun
"Aku menghabiskan lebih banyak waktu berkeliling politik sekarang," katanya. "Anda dapat melihat awal transisi."
Awalnya Bloomberg terdaftar sebagai seorang Demokrat, penduduk asli Massachusetts itu mengajukan dokumen untuk mengubah pendaftaran pemilihnya ke Partai Republik pada tahun 2000 sebelum pencalonan pertamanya sebagai wali kota New York City, menurut seorang juru bicara. Pada Juni 2007, ia membatalkan pendaftaran dari GOP, tidak memiliki afiliasi partai formal hingga ia mendaftar lagi sebagai Demokrat pada Oktober lalu.
Baca: 9 Penantang Donald Trump di Pilpres AS 2020, Siapa Mereka?
Saat dia berjanji akan meninggalkan organisasi pribadinya jika dia maju, Bloomberg mengecam mereka yang menuduh pekerjaan pribadinya akan menimbulkan konflik kepentingan sebagai kandidat presiden.
"Beberapa orang yang mengatakan itu adalah legislator yang mengambil uang dari industri tempat mereka mengaturnya. Mungkin mereka harus khawatir tentang apa yang mereka lakukan," kata Michael Bloomberg.