TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend meyakinkan Uni Eropa masih kuat. Kepastian itu disampaikan Guérend setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit dan ketegangan yang sedang terjadi antara Prancis dengan Italia.
"Kami berharap akan ada kesepakatan Brexit, hanya saja sekarang waktunya semakin sempit. Kami sangat ingin tercipta kesepakatan yang baik yang bisa dirundingkan dan diterima oleh Inggris," kata Guérend disela-sela acara Penghargaan Uni Eropa untuk Wartawan' atau #eu4wartawan di Jakarta, Jumat, 8 Februari 2019.
Baca: Ini Negara yang Paling Dirugikan karena Brexit Inggris
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Baca: Di Belgia, Kemendag Soroti Akses Sawit ke Pasar Uni Eropa
Kepada Tempo, Guérend mengatakan kesepakatan Brexit sangat penting karena ini menyangkut kepentingan besar Uni Eropa dan Inggris. Sekarang ini, proses negosiasi Brexit - Uni Eropa sudah selesai dan masuk tahap ratifikasi. Banyak negara anggota Uni Eropa sudah meratifikasi, tetapi parlemen Inggris belum mau meratifikasi dan hal ini disayangkan oleh Guérend. Setidaknya, ada dua hal penting yang disoroti diantara poin kesepakatan perceraian Inggris dari Uni Eropa.
"Pertama, perdamaian dan stabilitas di Irlandia, khususnya wilayah Irlandia utara. Kedua, soal aturan singel market. Ini sangat menantang. Kami menyayangkan kepergian Inggris dari Uni Eropa, tetapi saya pastikan Uni Eropa masih kuat," kata Guérend.
Dengan keluarnya Inggris, maka negara anggota Uni Eropa sekarang tersisa 27 negara. Guérend mengatakan ke-27 negara itu telah bertekat untuk bangkit dan maju menuju persatuan. Banyak keputusan diambil dengan suara bulat dan Uni Eropa bersikap kompak saat berdiskusi dengan Inggris.
Sementara itu, terkait ketegangan yang terjadi antara Italia dan Prancis, Guérend mengatakan saat ini dibutuhkan diskusi antar kedua pemerintah. Dia pun meyakinkan, masalah bilateral kedua negara tak akan berdampak ke Uni Eropa.
"Italia dan Prancis adalah dua negara yang cukup aktif di Uni Eropa. Jadi ini hanya masalah bilateral," cetusnya.
Sebelumnya pada Kamis, 7 Februari 2019, Prancis menarik duta besarnya di Roma, Italia untuk berkonsultasi. Keputusan Prancis ini diambil sehari setelah Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan tidak bisa menerima sebuah pertemuan yang dilakukan antara Wakil Perdana Menteri Italia Luigi Di Maio dengan demonstran Rompi Kuning di Prancis. Italia dan Prancis adalah bagian dari negara pendiri Uni Eropa.