TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengatakan pada Kamis dia akan dengan senang hati menyambut Paus Francis di negara itu untuk membantu transisi pemerintah setelah seruan serupa oleh Presiden Nicolas Maduro.
"Saya menyerukan kepada semua orang yang dapat membantu kita, paus dan diplomat lainnya, untuk bekerja sama untuk mengakhiri perebutan kekuasaan, menciptakan pemerintahan transisi dan mengadakan pemilihan yang benar-benar bebas sesegera mungkin," katanya kepada Sky TG24, dikutip dari Sputnik, 8 Februari 2019.
Baca: Presiden Maduro Bersurat ke Paus Fransiskus, Minta Bantuan
Ketika ditanya apakah dia siap untuk menyambut pemimpin Katolik di Venezuela, Guaido mengatakan dia akan melakukannya dengan senang hati karena negara itu sangat religius.
Maduro mengatakan pada hari Senin bahwa ia telah menulis surat kepada Paus yang memintanya untuk memfasilitasi dialog nasional setelah oposisi yang dipimpin oleh presiden sementara yang memproklamirkan diri Guaido menolak untuk terlibat.
Presiden Venezuela, Nicolas Guaido, dan Presiden interim, Juan Guido. Sky.com
Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, mengatakan ini saat di Abu Dhabi menemani Paus, yang sedang melakukan kunjungan tiga hari di Uni Emirat Arab.
“Maduro mengatakan telah mengirim surat berisi permintaan tolong dalam proses memfasilitasi dan menguatkan proses dialog,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 4 Februari 2019 mengutip rilis yang dipublikasikan televisi Sky TG24.
Dalam wawancara televisi itu, Times of Malta melansir Maduro menulis kepada Paus bahwa dia melayani tujuan Kristus.
“Dalam semangat ini saya meminta bantuannya untuk proses memfasilitasi dan menguatkan dialog,” kata Maduro dalam wawancara televisi itu.
Baca: Amerika Cabut Sanksi Perwira Pendukung Maduro Jika Pro Demokrasi
Juru bicara Vatikan Alessandro Gisotti dilaporkan telah mengatakan bahwa paus ingin memastikan kondisi yang menurutnya tepat untuk turun tangan.
Ketegangan meningkat bulan lalu ketika Guaido menyatakan dirinya bertanggung jawab atas transisi Venezuela ke pemerintahan baru dan dengan cepat didukung oleh Amerika Serikat. Rusia, Cina, dan lainnya terus mendukung Maduro. Sebuah sumber di Brussels mengatakan kepada Sputnik bahwa pernyataan Uni Eropa yang mengakui Juan Guaido sebagai presiden sah Venezuela diblokir oleh Italia.