TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat akan mempertimbangkan mencabut sanksi terhadap para pejabat militer senior Venezuela jka mereka mengakui Juan Guaido sebagai Presiden interim menggantikan Presiden Nicolas Maduro.
Baca:
Maduro Tolak Bantuan, Militer Venezuela Blokir Jembatan Kolombia
Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, mengatakan ini pada Rabu, 6 Februari 2019 waktu setempat.
“AS akan mempertimbangkan sanksi terhadap setiap perwira militer senior Venezuela yang membela demokrasi,” kata John Bolton lewat cuitan seperti dilansir Reuters. “Dan mau mengakui pemerintahan konstitusional Presiden Juan Guaido. Jika tidak lingkaran keuangan internasional akan tertutup penuh.”
Baca Juga:
Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai Presiden interim Venezuela sekitar tiga pekan lalu untuk menggantikan Presiden Nicolas Maduro. Maduro dituding memenangi pemilu dengan cara curang sehingga diragukan legitimasinya.
Baca:
AS, Uni Eropa, dan sebagian besar negara Amerika Latin seperti Argentina dan Brasil mendukung Guaido dan mendesak Maduro untuk mundur.
Namun, Maduro menilai Guadio merupakan boneka dari AS. Dia menuding ini merupakan upaya kudeta oleh AS dengan menggunakan kelompok oposisi. Dia menolak menggelar pemilu dipercepat yang diminta Uni Eropa dan mengatakan pemilu berikutnya akan digelar pada 2025.
Rusia, Cina, Turki, Meksiko dan Kuba mendukung Maduro. Namun, negara ini menghadapi krisis ekonomi yang membuat harga-harga makanan dan obat-obatan menjadi melambung tinggi atau hiperinflasi. Selama ini, Maduro mengandalkan utang dari Cina dan Rusia untuk membantu perekonomian negaranya.
Baca:
Pemerintah Venezuela memblokir jembatan yang menjadi akses penghubung dari Kolombia. Ini membuat upaya bantuan kemanusiaan untuk oposisi Venezuela, yang awalnya akan disalurkan lewat jalur ini, menjadi terblokir.
“Ada sebuah tanker minyak dan dua kontainer besar melintang di jembatan tiga jalur ini,” begitu dilansir CNN pada 6 Februari 2019. Jembatan ini bernama Jembatan Tiienditas, yang menghubungkan daerah Cucuta di Kolombia dengan Venezuela.
Baca:
Cucuta menjadi satu dari tiga titik koleksi bantuan kemanusiaan untuk pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido. Sebagai Presiden Majelis Nasional atau parlemen, Guaido telah menobatkan diri sebagai Presiden interim sekitar tiga pekan lalu.
Dia mendesak Presiden Nicolas Maduro untuk mundur karena memenangi pemilu Presiden 2018 dengan cara curang. Dua titik pengumpulan bantuan lainnya adalah perbatasan Brasil – Venezuela dan pulau di kepulauan Karibia.
Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, memegang buku catatan yang berisi tulisan "5000 tentara ke Kolombia" pada Selasa, 29 Januari 2019. Sky News
The U.S. will consider sanctions off-ramps for any Venezuelan senior military officer that stands for democracy and recognizes the constitutional government of President Juan Guaido. If not, the international financial circle will be closed off completely. Make the right choice!
— John Bolton (@AmbJohnBolton) February 6, 2019
Maduro and his cronies live lavishly in Europe and enrich their Cuban patrons while plundering Venezuela’s wealth. Meanwhile, they are physically blocking the Venezuelan people, including the military rank and file, from receiving humanitarian assistance. https://t.co/mrnALvUGR5
— John Bolton (@AmbJohnBolton) February 6, 2019
Maduro menolak pemberian bantuan ini dengan mengatakan,”Kami bukan pengemis.”
Menurut pejabat migrasi Kolombia, militer Venezuela menaruh tiga mobil tanker itu pada Selasa sore. Mereka juga memasang kamera pengawas.
Baca:
Ada dugaan pemerintah Venezuela merasa khawatir jembatan ini bakal menjadi akses masuk pasukan invasi ke Venezuela untuk menjatuhkan Maduro.
Menteri Luar Negeri Venezuela mengecam bantuan internasional untuk Guaido dengan menuding pemerintahan Eropa bertindak sebagai bagian dari upaya AS untuk menjatuhkan Maduro.
Secara terpisah, seperti dilansir Reuters, Venezuela oposisi mengatakan akan menggunakan dana berbasis di AS untuk menerima pendapatan minyak negara itu. Dana ini akan digunakan untuk menjatuhkan Presiden Maduro.