TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengumumkan akan keluar dari perjanjian senjata nuklir Intermediate-range Nuclear Forces (INF) dalam waktu enam bulan.
Dilaporkan kantor berita Interfax, 6 Februari 2019, yang dikutip dari Reuters, hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu sebagai tanggapan atas penarikan diri AS dari pakta INF.
Sebelumnya, pada akhir pekan kemarin, Presiden Vladimir Putin juga menyatakan penarikan diri Rusia dari pakta pengawasan senjata nuklir era Perang Dingin 1987.
Baca: Balas AS, Putin: Rusia Keluar dari Perjanjian Rudal Nuklir INF
Menurut Lavrov, seperti dikutip dari Sputnik, terkait stabilitas strategis, tidak ada sama sekali inisiatif dari AS, negara barat dan NATO atas masalah ini.
"Mengenai Perjanjian INF, kami telah mengatakan segalanya sebagai tanggapan atas tuduhan tak berdasar oleh Amerika Serikat. Presiden Putin telah menentukan posisi kami - kami akan bertindak seperti 'cermin'. Amerika telah menangguhkan partisipasi mereka dalam perjanjian. Kami melakukan hal yang sama. Dengan demikian, setelah berakhirnya periode enam bulan, menurut hasil dari catatan resmi dari Amerika Serikat tentang penarikan dari perjanjian ini, kesepakatan itu akan berhenti beroperasi," kata Lavrov selama briefing di Turkmenistan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bertemu di Helsinki, Finlandia, 16 Juli 2018.
Mengomentari masalah ini, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Kremlin tidak yakin tentang kelayakan gagasan Presiden AS Donald Trump untuk menegosiasikan kembali Perjanjian Nuklir INF, karena tidak menerima penawaran khusus dari pihak AS mengenai masalah ini.
Hanya sehari setelah AS mengumumkan penangguhan partisipasi dalam Perjanjian INF dan memulai proses penarikan penuh dari perjanjian tersebut, yang akan selesai dalam enam bulan, Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, di mana presiden Rusia mengatakan bahwa Moskow menangguhkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian INF sebagai tanggapan atas langkah Washington.
Putin, di samping itu, menyatakan bahwa penggunaan roket target dan penempatan peluncur Mk 41 di Eropa sejak 2014 oleh Amerika Serikat merupakan pelanggaran langsung terhadap INF dan menegaskan kembali bahwa Moskow telah mematuhi secara ketat dengan ketentuan dokumen.
Sistem rudal 9M729. Sumber: Yuri Kochetkov/EPA/aljazeera.com
Pada 1 Februari, Menteri Luar Negeri AS Pompeo membenarkan keputusan Washington untuk menangguhkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian INF, memicu proses penarikan enam bulan, dengan menuduh Rusia melanggar perjanjian itu.
Baca: Kesalahan Besar, Amerika Tarik Diri dari Pakta Senjata Nuklir
Sebelumnya, AS mengeluarkan ultimatum ke Rusia, mengatakan bahwa Rusia memiliki 60 hari untuk mulai mematuhi perjanjian, atau, jika tidak, Amerika Serikat dapat meninggalkan perjanjian pada 2 Februari.
Amerika Serikat mengklaim bahwa rudal 9M729 Rusia melanggar Perjanjian INF, yang melarang rudal dengan jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer.