TEMPO.CO, Washington – Gedung Putih mendapat kritik setelah mengundang seorang bocah korban perisakan yang memiliki nama belakang Trump.
Baca:
Bocah bernama Joshua Trump ini diundang untuk datang di acara pidato kenegaraan State of the Union, yang akan disampaikan Presiden AS, Donald Trump, di kongres di Gedung Capito Hill pada Selasa malam, 5 Februari 2019 waktu setempat. Dia merupakan satu dari 13 orang yang diundang.
Pidato tahunan penting ini sempat tertunda dan menjadi isu politik panas di AS antara Trump dan Partai Demokrat setelah Trump menutup pemerintahan selama 35 hari sejak menjelang akhir Desember 2018. Demokrat menolak mengizinkan Trump berpidato hingga pemerintahan diaktifkan kembali menjelang akhir Januari 2019.
Baca:
Media News dari Australia melansir undangan Gedung Putih untuk Joshua Trump terkesan hipokrit karena Trump dikenal gemar melakukan perisakan di internet terhadap orang-orang yang berbeda pendapat dengannya.
“Apakah Presiden akan menyebut Joshua dalam pidatonya,” kata penyiar National Public Radio, Rachel Martin, kepada penasehat Gedung Putih Kellyanne Conway seperti dlansir News pada Rabu, 6 Februari 2019.
Martin melanjutkan pertanyaannya. “Dan jika begitu, apakah dia akan meminta maaf atas tindakannya sendiri melakukan perisakan siber terhadap orang-orang yang tidak disukainya?”
Baca:
Conway tidak menjawab langsung pertanyaan ini. Menurut dia, kisah Joshua yang harus keluar dari sekolah selama beberapa waktu karena perisakan telah menyentuh hati para orang tua di AS.
Namun, penyiar Martin terus bertanya. “Apakah Presiden akan meminta maaf mengenai caranya menggunakan internet untuk merisak orang-orang?”
Conway tidak menjawab pertanyaan ini. Saat didesak apakah Conway membantah Trump menggunakan internet untuk merisak sejumlah orang, pembantu Trump ini menyahut,”Trump menggunakan sosial media untuk memotong perantara yang tidak mengatakan hal jujur mengenai rekam jejaknya.’
Baca:
Menurut orang tua Joshua, para siswa menyebut anaknya ‘idiot’ dan ‘bodoh’ karena menggunakan nama Trump. Ini terjadi sejak 2015 saat Donald Trump mengumumkan bakal maju sebagai Presiden. Orang tua Joshua akhirnya menarik keluar anaknya dari sekolah selama setahun karena tindakan perisakan oleh siswa menjadi semakin tidak terkendali.
“Mereka memakinya, menyebutnya idiot, menyebutnya bodoh,” kata Megan, ibu Joshua, kepada ABC.
“Ini membuatnya membenci dirinya sendiri dan nama belakangnya itu. Dia merasa sedih terus menerus dan tidak ingin hidup merasa seperti itu lagi. Dan sebagai orang tua saya merasa itu mengerikan.”
Belakangan, Joshua menanggalkan nama Trump dan menggunakan nama terakhir ayahnya Berto.
Dalam pidaton State of the Union pada hari ini, Trump juga mengundang anak-anak dari sepasang orang tua yang tewas akibat serangan imigran ilegal. Juga ada seorang pencandu opioid bernama Ashely Evans, yang pulih dan diundang.