TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte menyoroti persahabatan dan kerja sama antara Filipina dan Cina dalan pesan tahun baru Imlek, meskipun tetap pada sikapnya atas sengketa maritim Laut Cina Selatan.
"Persahabatan dan kerja sama yang ditempa antara Filipina dan Cina tidak hanya mengarah pada kemakmuran yang lebih besar dan pertumbuhan ekonomi bagi kedua negara, tetapi juga memunculkan budaya unik yang dipupuk dengan harmoni di tengah keragaman," kata Duterte kepada komunitas Cina di Filipina, dikutip dari Inquirer.net, 5 Februari 2019.
Baca: Malaysia Buat Pertunjukan Barongsai di Dalam Akuarium Raksasa
Duterte meminta warga Cina-Filipina untuk menumbuhkan nilai-nilai dan cita-cita yang mendorong tekad kuat untuk mengantar periode perdamaian dan pemahaman yang lebih besar.
Hubungan bilateral antara kedua negara telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal keamanan dan kerja sama regional, perdagangan, investasi, pariwisata, pertukaran budaya sejak Duterte menjadi presiden pada tahun 2016.
Baca: Dikabarkan Meninggal,Presiden Duterte Muncul di Facebook
Duterte, yang telah menjalin hubungan persahabatan dengan Cina di tengah perselisihan yang belum terselesaikan tentang Laut Filipina Barat (Laut Cina Selatan), menyoroti persahabatan dan kerja sama antara Manila dan Beijing dalam pesan Tahun Baru Imlek-nya.
"Semoga Tahun Baru ini membawa harapan, inspirasi, dan lebih banyak prestasi bagi komunitas Cina-Filipina dan seluruh bangsa. Bersama-sama, mari kita kembangkan nilai-nilai dan cita-cita yang mendorong tekad kuat kita untuk mengantar kita dalam periode perdamaian dan pemahaman yang lebih besar saat kita bangkit lebih tinggi di atas tantangan di depan," kata Duterte, dikutip dari Manila Times.
Baca: 10 Tempat Unik untuk Liburan Imlek
Duterte telah mendeklarasikan perayaan Tahun Baru Cina di negara itu pada hari Selasa, 5 Februari, sebagai hari libur nasional.
Duterte telah memilih untuk meredakan sengketa maritim Filipina dengan Cina dalam upaya meningkatkan ikatan ekonomi dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Namun Duterte juga menyatakan, meskipun terjadi pemulihan hubungan pemerintahnya dengan Cina, ia tidak akan pernah menyerahkan klaim Cina atas Laut Cina Selatan dan akan mengemukakan pada waktu yang tepat kemenangan arbitrase Filipina melawan Cina.