TEMPO.CO, Jakarta - Norwegia membangun terowongan apung bawah air pertama di dunia, di salah satu rute terindah negeri ini. Highway E39 di Norwegia adalah salah satu jalur perjalanan terindah di dunia, yang membentang pantai barat Norwegia yang berliku dari Kristiansand hingga Trondheim.
Ini adalah rute sepanjang 1.100 kilometer dengan pemandangan alam indah, termasuk sungai dan danau, air terjun dan gunung dan banyak fjord atau lelehan gletser yang membentuk teluk.
Baca: Dua Alasan Finlandia Kembangkan Lorong Bawah Tanah
Tetapi jika diperhatikan dengan teliti peta jalan, E39 adalah garis putus-putus. Masing-masing jeda terjadi pada tujuh fjord, di mana pengemudi harus menaiki mobil mereka di feri untuk menyeberang.
Perjalanan berhenti dan mulai, laut dan darat ini membutuhkan waktu 21 jam. Tetapi pemerintah Norwegia punya rencana.
Sebuah ilustrasi menunjukkan bagian dalam terowongan apung potensial yang akan digunakan untuk menyeberangi fjord di Norwegia. [ABC]
E39 tanpa feri akan memangkas waktu mengemudi hampir setengahnya dengan serangkaian jembatan dan terowongan melintasi fjord.
Satu terowongan bawah air yang direncanakan akan menetapkan rekor dunia untuk terowongan batu, dibor di bawah dasar laut fjord. Ini akan berada di kedalaman 391 meter dan panjang 27 kilometer. Norwegia berencana untuk membuat penerangan terowongan ramah untuk mata.
Baca: Cina Akan Bangun Terowongan Kereta Bawah Laut ke Taiwan
"Rute E39 adalah rute utama untuk Norwegia," kata Kjersti Kvalheim Dunham, seorang manajer proyek yang mengawasi pembenahan rute E39, seperti dikutip dari ABC News, 4 Februari 2019.
"Peningkatan transportasi akan meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk lokal, membuka lebih banyak ekspor dan meningkatkan pariwisata," katanya. "Bahkan terowongan bisa menjadi daya tarik, seperti Menara Eiffel baru di bawah air."
Sebuah ilustrasi menunjukkan cetak biru terowongan terapung (SFT), seperti yang akan terlihat di permukaan, untuk melintasi fjord di Norwegia.[ABC]
Menciptakan lingkungan mengemudi yang menyenangkan hanyalah bagian dari rencana untuk terowongan unik lain di masa depan E39. Pada kedalaman 1.299 meter, yang terbesar di Norwegia, Sognefjord terlalu dalam untuk menggali terowongan di bawah dasar laut.
Sebaliknya, rencana itu menyerukan sesuatu yang belum pernah dilihat dunia, yakni terowongan melayang di bawah permukaan air.
Terowngan akan berdiri di batuan dasar di kedua sisi fjord, tenggelam sekitar 98 meter di bawah permukaan air, cukup rendah untuk kapal-kapal besar untuk lewat dengan aman, dan dengan banyak ruang di bawahnya untuk kapal selam.
Baca: Terowongan Baru Ini Hubungkan Asia dengan Eropa
Selain menghindari lalu lintas air, kedalaman terowongan menjamin kelancaran mengemudi.
"Angin, ombak, dan arus hampir tidak memiliki pengaruh di sana," tukas Arianna Minoretti, seorang insinyur kepala di Administrasi Jalan Umum Norwegia.
Dia mengatakan 50 pakar internasional sedang melakukan simulasi terperinci dan pengukuran terperinci kecepatan angin, arus, longsor bawah laut, geologi batuan dasar, dan lainnya, untuk memastikan rencana.
Sebuah ilustrasi menunjukkan seperti apa terowongan terapung di bawah air, dengan tabung-tabung untuk lalu lintas melaju di kedua arah, akan terlihat seperti di Norwegia.[ABC]
Dua tabung beton terowongan, yang akan digunakan sebagai jalur masing-masing arah, akan kokoh pada posisinya dan melekat pada ponton mengambang, berjarak 249 meter terpisah untuk memungkinkan kapal laut melewatinya.
Jalur jembatan dan terowongan yang ambisius untuk Highway E39 baru ini adalah bagian dari jaringan yang bahkan lebih besar.
Baca: Terowongan Kereta Terpanjang di Dunia, Gotthard, Beroperasi
"Norwegia sudah memiliki 1.170 terowongan, 37 di antaranya adalah terowongan bawah laut," jelas Kvalheim Dunham. "Orang-orang Norwegia cukup terbiasa mengemudi di dalam terowongan bawah laut."
Jalan raya baru tidak akan siap dalam waktu dekat. Hingga saat ini, 10 persen dari proyek telah selesai.
Pada tahun 2025, 33 persen dari proyek diharapkan akan selesai. Seluruh rute terowongan Norwegia tidak akan sepenuhnya selesai sampai 2050, kata Kvalheim Dunheim dan menyebut harga terowongan US$ 40 miliar atau Rp 558 triliun.