TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengatakan intervensi militer di Venezuela masih menjadi opsi yang mungkin untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Amerika Latin serta delapan negara Uni Eropa telah menolak Maduro atas pemilihannya yang disengketakan tahun lalu dan mengakui Presiden Juan Guaido yang memproklamirkan diri sebagai pemimpin sah Venezuela.
Baca: Catatan John Bolton Mau Kirim Pasukan AS, Opsi Serang Venezula?
Trump mengatakan intervensi militer AS sedang dipertimbangkan dalam sebuah wawancara dengan CBS yang ditayangkan pada hari Minggu.
"Tentu saja, itu adalah sesuatu yang ada di atas meja, itu pilihan," kata Trump, dikutip dari Reuters, 4 Februari 2019. Trump menambahkan dia menolak tawaran Maduro untuk berdialog beberapa bulan lalu.
"Saya menolaknya (dialog) karena kami menganggap prosesnya masih sangat jauh. Jadi, saya pikir prosesnya sedang berjalan," lanjut Trump selama program Face the Nation yang disiarkan CBS.
Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, memegang buku catatan yang berisi tulisan "5000 tentara ke Kolombia" pada Selasa, 29 Januari 2019. Sky News
Pemerintahan Trump pekan lalu mengeluarkan sanksi kepada perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, sumber pendapatan utama bagi negara itu.
Maduro, yang telah mengawasi keruntuhan ekonomi dan eksodus jutaan rakyat Venezuela, mempertahankan dukungan Rusia, Cina, dan Turki, serta dukungan kritis militer.
Rusia, kreditor utama Venezuela dalam beberapa tahun terakhir, meminta pihak luar untuk menahan diri.
Baca: Maduro Tuding Trump Perintahkan Pembunuhan Dirinya
"Sasaran komunitas internasional adalah untuk membantu (Venezuela), tanpa campur tangan destruktif dari luar perbatasannya," Alexander Shchetinin, kepala departemen Amerika Latin di Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan kepada Interfax.
"Anda memiliki pria muda dan energik, tetapi Anda memiliki orang lain dalam kelompok yang sama yang sangat, sangat, jika Anda berbicara tentang demokrasi, itu benar-benar demokrasi yang sedang beraksi," kata Trump dikutip dari CNN.
Presiden Nicolas Maduro menyampaikan pidato di hadapan para marinir dan komando angkatan laut Venezuela, Ahad, 3 Februari 2019.[teleSUR]
Trump mengatakan dia menolak pertemuan dengan Maduro karena "hal-hal yang sangat mengerikan" yang telah terjadi di negara itu.
"Saya memutuskan pada saat itu, 'tidak' karena begitu banyak hal mengerikan telah terjadi di Venezuela ketika Anda melihat negara itu. Itu adalah negara terkaya di bagian dunia yang merupakan bagian yang sangat penting di dunia," kata Trump.
Baca: Perusahaan Minyak Citgo Terjepit Dalam Konflik Amerika dan Maduro
"Dan sekarang kamu melihat kemiskinan dan kamu melihat penderitaan dan kamu melihat kejahatan dan kamu melihat semua hal yang terjadi. Jadi, saya pikir prosesnya berjalan, dengan protes yang sangat, sangat luar biasa besar," tambah Donald Trump merujuk krisis Venezuela beberapa tahun terakhir.